Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Militan Palsukan Kematian dan Pulang Tanpa Terdeteksi ke Inggris

Kompas.com - 21/01/2015, 09:52 WIB
LONDON, KOMPAS.com - Kepolisian Inggris, Selasa (20/1/2015), telah menangkap seorang anggota kelompok militan yang diyakini memalsukan kematiannya di Suriah sehingga bisa kembali ke Inggris tanpa terdeteksi.

Imran Khawaja (24), kepada polisi mengakui sedang merencanakan aksi teror. Dia juga mengaku pernah bergabung di sebuah kamp pelatihan dan memiliki senjata api tahun lalu.

Khawaja, yang berasal dari Southall di London barat, menghabiskan hampir enam bulan bertempur di Suriah bersama kelompok militan dan pernah mengunggah foto dirinya tengah memegang kepala manusia yang terpenggal.

Dia meninggalkan Inggris melalui bandara Heathrow pada Januari tahun lalu untuk menuju sebuah kamp pelatihan di Suriah. Di negeri yang diamuk perang itu, Khawaja bergabung dengan kelompok Rayat al-Tawheed. Kelompok ini kemudian bersekutu dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Khawaja juga muncul dalam sebuah video yang dirilis di media sosial. Dalam video itu dia terlihat memegang kepala yang terpenggal," demikian pernyataan Scotland Yard.

"Dalam deskripsi yang diunggah bersama video itu, dia disebut bernama Abu Daigham al-Britani. Dia juga muncul dalam video propaganda yang menampilkan kehidupan sehari-hari di kamp pelatihan," tambah Scotland Yard.

Kemudian kelompok Raya al-Tawheed mengabarkan berita bahwa Khawaja tewas dalam pertempuran. Polisi yakin kabar kematian Khawaja itu adalah bagian dari sebuah rencana serangan teror.

"Pada Mei 2014, kelompok itu mengunggah pesan di media sosial yang dirancang dengan sengaja untuk mengelabui pemerintah. Kabar itu menyebut Abu Daigham al-Britani tewas bersama dua orang bertopeng yang memegang bendera ISIS," masih pernyataan Scotland Yard.

Kenyataannya, Khawaja masih hidup dan secara diam-diam tengah menuju Bulgaria tempat dia dijemput sepupynya Tahir Bhatti (44). Rincian kasus ini tidak dipublikasikan sebelum Bhatti memberikan keterangan di pengadilan.

Kedua pria ini ditangkap pada 3 Juni 2014 begitu keduanya tiba di pelabuhan Dover, wilayah selatan Inggris.

"Dia (Khawaja) adalah tokoh seniro Rayat al-Tawheed, kelompok yang bersekutu dengan ISIS. Kelompok ini mempromosikan aksi-aksi terornya lewat media sosial di Inggris," kata Richard Walton, kepala Unit Komando Kontra-terorisme Kepolisian Metropolitan London.

"Dia adalah orang yang telah memilih jalan dalam terorisme. Kami belum tahu mengapa dia pulang dan apa yang dia rencanakan," tambah Walton.

Sementara itu, Bhatti yang sehari-hari berprofesi sebagai pengemudi taksi di London telah mengaku bersalah dalam membantu seorang anggota kelompok militan. Namun dia menegaskan tidak terlibat dalam perencanaan serangan teror.

Sedangkan orang ketiga, Asim Ali menyatakan diri bersalah memberikan uang untuk membiayai terorisme setelah memberikan uang sebesar 300 poundsterling untuk Khawaja.

Ketiga orang ini akan menhadapi vonis pada 5 dan 6 Februari mendatang dengan Khawaja terancam hukuman penjara dalam waktu lama, kemungkinan besar seumur hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com