Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2014, 04:07 WIB

TIRANA, KOMPAS.com - Dalam kunjungannya ke Albania, Paus Fransiskus menyebut negara ini sebagai negeri para martir. Sebutan itu merujuk kepada penganiayaan para pemuka agama pada era kekuasaan diktaktor komunis, Enver Hoxha.

Bendera kuning-putih Vatikan, berkibar di jalanan utama Tirana, ibu kota Albania, saat Paus tiba di sana, Minggu (21/9/2014). Situasi ini jauh berkebalikan ketika Albania ditetapkan menjadi negeri atheis pertama di dunia, pada era Hoxha.

"Papa Francesco! Papa Francesco!" teriak orang-orang yang menyambut Paus, Minggu. Situasi ini berkebalikan 180 derajat dengan masa Hoxha, era ketika para pemuka agama dianiaya dan dibunuh, ribuan gereja dan masjid dihancurkan.

Saat Paus mengadakan misa di Mother Teresa Squara, di bawah rintik gerimis, penghormatan dia dapat dari para warga yang mengalami kekejaman Hoxha yang berkuasa pada 1945 hingga kematiannya pada 1985. "Albania adalah tanah martir," kata Fransiskus di tengah kerumunan 300.000-an warga Albania.

Selama masa kekuasaan Hoxha, sebut Paus, hampir 2.000 tempat ibadah hancur atau berubah menjadi gedung bioskop, teater, atau tempat dansa. Ibu Teresa, adalah sosok yang membangkitkan lagi iman kristiani di negeri ini. Teresa punya darah Albania sekalipun lahir di Makedonia, negeri tetangga.

Saat ini, Albania memiliki 15 persen populasi Katolik dari sekitar 3,5 juta penduduk. Mayoritas penduduk di Albania adalah Muslim, dengan porsi sekitar 56 persen, dan 11 persen adalah penganut Ortodoks.

Sebelumnya, Paus pun menyampaikan bahwa Albania merupakan contoh inspiratif dari sebuah kerukunan beragama. (Baca juga: "Paus: Agama Bukan Justifikasi Kekerasan!").

Selama kunjungannya di Tirana, Paus mengendari mobil beratap terbuka, yang beberapa kali berhenti dan Paus menyalami orang-orang di sekelilingnya. Dia pun sempat berbaur, berjalan kaki bersama massa.

Hysen Doli (85), seorang Muslim, merupakan satu di antara ribuan warga Albania yang menyambut Paus. Dia datang bersama 10 anggota keluarganya. "Kami menganut agama lain tetapi datang ke sini untuk menghormati dan mendapatkan berkat Paus," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com