Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Sudah 40 Tahun Mata-matai Turki

Kompas.com - 24/08/2014, 02:35 WIB
BERLIN, KOMPAS.com - Intelijen Jerman telah memata-matai Turki selama empat dekade. Demikian laporan majalah Focus, Sabtu (23/8/20140, yang berpotensi memanaskan hubungan antara kedua negara sekutu NATO itu.

Majalah itu mengabarkan dinas intelijen Jerman (BND) sudah memata-matai Turki sejak 1976. Pemerintah Jerman saat itu yang dipimpin Kanselir Helmut Schmidt, masih menurut majalah Focus, menyetujui langkah itu.

Lebih jauh, majalah Focus yang mengutip sejumlah sumber pemerintah melanjutkan bahwa mandat BND saat ini untuk mengawasi institusi politik Turki disepakati oleh sebuah kelompok kerja pemerintah.

Kelompok kerja ini berarti perwakilan dari kantor kanselir, kantor kementerian pertahanan, kementerian luar negeri dan kementerian ekonomi. Juru bicara pemerintah Jerman menolak berkomentar soal laporan tersebut.

Namun, anggota parlemen Hans-Peter Uhl, kepada Focus, mengatakan ada "alasan bagus" mengapa BND memata-matai Turki. Uhl mengatakan penyelundupan manusia, obat terlarang dan terorisme adalah isu-isu yang mengkhawatirkan Jerman.

"Kami harus mengetahui apa yang ada di dalam Turki yang mendaftarkan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa," ujar Uhl kepada Focus.

Laporan majalah Focus ini menjadi sebuah tamparan memalukan bagi pemerintahan Kanselir Angela Merkel yang dituduh bersikap munafik karena marah besar saat tahu sedang dimata-matai Amerika Serikat, termasuk penyadapan telepon Kanselir Merkel.

Turki adalah rekan dagang Jerman terbesar dan sebanyak tiga juta warga keturunan Turki kini memegang paspor Jerman. Meski demikian hubungan kedua negara tak selalu mulus. Merkel yang konservatif selalu memandang skeptis keinginan Turki bergabung dengan Uni Eropa.

Majalah terbitan Jerman lainnya, Der Spiegel melaporkan BND juga memata-matai BND, salah satu negara anggota NATO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com