Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Kulit Hitam di Missouri Tewas Setelah Ditembak 6 Kali

Kompas.com - 19/08/2014, 09:22 WIB


KOMPAS.com — Hasil otopsi menunjukkan bahwa remaja kulit hitam yang tewas di Ferguson, Missouri, 9 Agustus 2014 lalu, ditembak enam kali oleh petugas polisi, dua di antaranya di bagian kepala.

Seorang ahli patologi forensik, dr Michael Baden, ditunjuk khusus oleh keluarga korban penembakan bernama Michael Brown itu untuk melakukan otopsi kedua secara independen.

"Keluarga (korban) memiliki hak untuk mengetahui bagaimana ia tewas. Ini akan menenangkan keluarga dan pertanyaan masyarakat," kata dr Baden, dalam jumpa pers.

Dr Baden menyebutkan, tak ada tanda-tanda perlawanan karena lecet di muka Brown kemungkinan besar akibat menghantam lantai setelah ditembak.

Ia juga meyakini, polisi itu tidak menembaknya dari jarak dekat karena tak ada serbuk peluru di jenazahnya, yang mengisyaratkan bahwa polisi itu berjarak setidaknya 0,6 meter.

Shawn Parcells, asisten dr Baden, menyebut luka di tangan Brown kemungkinan terjadi karena ia mengangkat tangan. Namun, pihaknya belum bisa menyimpulkan. Sejumlah saksi mengatakan, Brown ditembak saat ia mengangkat tangan dalam posisi menyerah.

Namun, sebutir peluru menembus bagian atas kepala dan sebutir lagi persis menembus titik di atas alis kanannya. Tembakan di bagian atas kepala itulah yang mematikan.

Pengacara keluarga Brown, Ben Crump, Senin, mengatakan, permintaan otopsi kedua itu karena pihaknya tak mau mengandalkan otopsi yang dilakukan oleh penegak hukum St Louis. Sebab, dalam kasus ini, polisi sebagai pihak yang sama yang dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan anak mereka pada siang hari bolong.

Kematian Michael Brown (18) memicu kerusuhan dan bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di kawasan pinggiran St Louis. Jam malam diberlakukan untuk mengembalikan keamanan dan ketertiban.

Darren Wilson, petugas polisi yang menembak Brown, diskors sejak penembakan itu. Sementara itu, keluarga Brown menyerukan agar polisi itu ditahan dan diadili.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com