Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Kian Sengit, 10.000 Keluarga Tinggalkan Wilayah Utara Yaman

Kompas.com - 08/07/2014, 21:52 WIB
SANAA, KOMPAS.com — Sekitar 10.000 keluarga meninggalkan kota Amran, di wilayah utara Yaman, selama tiga hari terakhir ini untuk menghindari pertempuran yang makin sengit antara Angkatan Darat Yaman dan pemberontak Syiah. Demikian pernyataan Bulan Sabit Merah Yaman, Selasa (8/7/2014).

Saat menyampaikan pesan permintaan tolongnya, Bulan Sabit Merah Yaman menambahkan, sebanyak 5.000 keluarga masih terperangkap dalam kota yang kini dikungkung perang itu.

Amran, 50 kilometer sebelah utara ibu kota Sanaa, berpenduduk sekitar 120.000 jiwa. Selama beberapa waktu belakangan, kota itu menjadi ajang pertempuran antara pemberontak Huthi dengan pasukan pemerintah sejak Februari lalu.

"Sejak Sabtu lalu, sebanyak 60 jenazah, sebagian besar warga sipil dan tentara, dibawa ke rumah sakit," kata seorang staf medis di rumah sakit utama kota Amran.

"Sebanyak 180 orang terluka, juga sebagian besar adalah warga sipil. Mereka kini dirawat di rumah sakit," tambah staf medis itu yang tak bisa memberi informasi jumlah korban secara lengkap.

Pasukan cadangan angkatan darat yang dikirim ke Amran pada Minggu (6/7/2014) kini terjebak dalam pertempuran sengit melawan pemberontak Syiah di Dharawan, 15 kilometer dari Sanaa, dan di sekitar kota Amran.

Pada Selasa pagi, jet tempur pemerintah menghujani distrik Warak di kota Amran dengan bom, beberapa jam setelah wilayah itu direbut pemberontak.

Pemberontak Huthi sudah memerangi Pemerintah Yaman selama beberapa tahun dari tanah leluhur mereka di Saada. Mereka menganggap Pemerintah Yaman di bawah Presiden Ali Abdullah Saleh, yang lengser pada 2012, telah memarjinalkan mereka.

Bentrokan baru pecah bulan lalu di wilayah utara Yaman, mengakhiri gencatan senjata selama 11 hari setelah perundingan yang dimediasi oleh utusan khusus PBB, Jamal Benomar.

Pemberontak Huthi mengatakan, sebuah sistem federal yang disepakati pada Februari lalu sebagai hasil sebuah perundingan nasional yang menjadi bagian sebuah transisi politik akan memisahkan Yaman menjadi wilayah kaya dan miskin.

Pada Februari itu juga, pemberontak Huthi merebut Provinsi Amran setelah bertempur melawan suku-suku setempat yang menewaskan lebih dari 150 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com