Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS secara Rahasia Bangun "Twitter Kuba" untuk Picu Kerusuhan

Kompas.com - 04/04/2014, 11:05 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.COM — AS membangun sebuah jaringan "Twitter Kuba" untuk melemahkan pemerintah komunis Kuba dan menghindari larangan internet yang ketat. Demikian lapor kantor berita AP, Kamis (3/4/2014). Pembangunan jaringan itu melibatkan beberapa perusahaan rahasia yang dibiayai lewat sejumlah bank asing.

AP melaporkan, proyek dua tahun itu menarik 40.000 pengguna yang tidak tahu jaringan komunikasi tersebut disediakan sebuah lembaga AS dan dirancang untuk mendorong mereka ke arah perbedaan politik. Para pengguna juga tidak tahu bahwa informasi pribadi mereka sedang dikumpulkan.

Laporan tersebut mengidentifikasi US Agency for International Development, yang memberikan bantuan kepada kaum miskin di dunia, berada di balik proyek tersebut.

Jaringan komunikasi itu disebut "ZunZuneo", bahasa slang Kuba untuk kicauan burung kolibri, dan AP mengatakan, tujuannya adalah untuk membangun audiens di kalangan pengguna muda.

Rencana jaringan sosial itu adalah untuk menarik sejumlah pengguna dengan pesan tentang olahraga, musik, dan topik-topik tidak kontroversial lainnya. Kemudian, para operator akan memperkenalkan konten politik dalam upaya untuk menginspirasi demonstrasi spontan. Demikian lapor AP. Sebuah dokumen USAID yang dikutip AP mengatakan, tujuannya adalah untuk "menegosiasikan kembali keseimbangan kekuasaan antara negara dan masyarakat".

Tidak begitu jelas apakah program itu ilegal, tetapi sebuah pernyataan dari juru bicara USAID, Matt Herrick, hari Kamis, mengatakan, proyek tersebut ditinjau tahun 2013 oleh Kantor Akuntansi Pemerintahan AS dan dinyatakan konsisten dengan hukum AS.

Herrick dan Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan, proyek itu merupakan kebijakan AS untuk membantu warga Kuba berkomunikasi satu sama lain dan dunia luar. "Tujuan proyek ZunZuneo adalah menciptakan sebuah platform bagi warga Kuba untuk berbicara bebas di antara mereka sendiri," kata Herrick dalam sebuah pernyataan. "Pada tahap awal, para penerima (proyek) mengirim berita teknologi, skor olahraga, cuaca, dan hal-hal sepele untuk membangun minat dan menyatukan warga Kuba. Setelah itu, warga Kuba dapat berbicara di antara mereka sendiri, dan kami bangga akan hal itu."

"Dugaan bahwa ini program rahasia adalah salah," kata Carney. "Dalam melaksanakan program di lingkungan yang tidak bebas, tentu saja, pemerintah mengambil langkah-langkah untuk berhati-hati. Begitulah caranya Anda melindungi para praktisi dan masyarakat. Hal ini tidak semata untuk Kuba."

Sejumlah wawancara dan lebih dari 1.000 halaman dokumen yang diperoleh AP menunjukkan USAID telah berhati-hati untuk menyembunyikan kaitan dengan Washington dalam proyek tersebut. USAID menggunakan sejumlah perusahaan di Spanyol dan Kepulauan Cayman untuk menyembunyikan jejak uang yang dikucurkan.

"Jangan pernah menyebutkan keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat," bunyi sebuah memo tahun 2010 dari Mobile Accord Inc, salah satu pencipta proyek itu. "Hal ini sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang layanan dan untuk memastikan keberhasilan misi."

ZunZuneo dimulai tidak lama setelah penangkapan kontraktor AS, Alan Gross (63 tahun), di Kuba pada Desember 2009, kata AP. Gross dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena mengunduh jaringan internet di bawah program rahasia AS. Pemerintah Kuba menganggap hal itu sebagai subversif.

USAID mengatakan, ZunZuneo berakhir pada September 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com