Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Bantah Bongkar Jaringan Intelijen Israel di Iran

Kompas.com - 18/10/2013, 16:55 WIB
ANKARA, KOMPAS.com - Pemerintah Turki, Kamis (17/10/2013) membantah pemberitaan harian The Washington Post, yang menyebut negeri itu membongkar jaringan mata-mata Israel di Iran.

Dalam laporannya, wartawan The Washington Post David Ignatius mengatakan pemerintahan PM Turki Recep Tayyip Erdogan tahun lalu membongkar jaringan intelijen Israel itu.

Akibat pembongkaran ini maka sekitar 10 orang warga Iran yang melakukan pertemuan dengan agen Mossad di Turki, kemudian ditangkap pemerintah Iran. Namun, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyebut tudingan yang dimuat dalam laoran harian terbitan AS itu sama sekali tidak berdasar.

"Direktur Intelijen Turki Hakan Fidan dan agen-agen intelijen lain hanya melapor ke pemerintah dan parlemen Turki," ujar Davutoglu.

Berita di Washington Post itu membuat berang Ankara, apalagi sebelumnya harian Wall Street Journal pekan lalu mengabarkan keprihatinan Washington terkait langkah Hakan Fidan membagikan informasi intelijen penting dengan Iran.

Sementara itu, seorang pejabat tinggi Turki yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan kedua artikel itu dibuat untuk mendiskreditkan Turki, karena negara-negara Barat tidak menyukai pengaruh Turki yang mulai menguat di Timur Tengah.

"Turki adalah kekuatan politik regional dan ada kekuatan lain yang tak nyaman dengan situasi ini. Artikel seperti ini adalah bagian dari sebuah kampanye hitam," kata pejabat itu.

Sangat kompleks

Sejauh ini belum diperoleh tanggapan dari pemerintah Israel soal artikel The Washington Post itu. Namun, sejumlah pejabat Israel menmgatakan dalam beberapa tahun terakhir PM Erdogan memang memposisikan diri sebagai anti-Israel.

Wakil Menlu Israel Zeev Elkin enggan berkomentar soal masalah ini. Dia hanya mengatakan hubungan antara Turki dan Israel merupakan hal yang sangat kompleks.

"Turki membuat sebuah keputusan strategis untuk menjadi pemimpin di Timur Tengah. Jadi mereka memilih berposisi sebagai anti-Israel demi tujuan menjadi pemimpin kawasan," ujar Elkin kepada Radio Israel.

Israel dan Turki selama bertahun-tahun memiliki hubungan diplomatik yang hangat. Namun, hubungan itu rusak setelah pasukan khusus Israel menewaskan sembilan aktivis Turki di atas kapal Mavi Marmara yang mencoba menembus blokade Israel di Gaza pada 2010.

Sejak itu, hubungan diplomatik kedua sekutu AS itu membeku. Situasi hubungan kedua negara tetap buruk meski Presiden AS Barack Obama sempat menjadi perantara rekonsiliasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com