Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Takutkan Memburuknya Kondisi HAM di Afganistan

Kompas.com - 17/09/2013, 14:31 WIB
KABUL, KOMPAS.COM — Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Navi Pillay, Selasa (17/9/2013), menyatakan kekhawatirannya bahwa kemajuan di bidang HAM yang terjadi di Afganistan sejak jatuhnya rezim garis keras Taliban tahun 2001 bakal sirna saat pasukan pimpinan NATO mundur.

Pillay mengatakan dalam kunjungan ke Kabul bahwa ia telah mendengar banyak bukti tentang kondisi hak asasi manusia yang memburuk tajam, terutama terhadap perempuan, meskipun sudah lebih dari satu dekade intervensi internasional dan ada bantuan dana miliaran dollar.

"Saya punya keprihatinan serius bahwa situasi hak asasi manusia di negara itu semakin memburuk," kata Pillay kepada wartawan. "Saya melakukan diskusi panjang dengan para aktivis masyarakat sipil. Mereka telah menjelaskan kepada saya bahwa mereka merasa, keberhasilan selama 12 tahun (terakhir) rentan dan berisiko memburuk."

Pillay, pada kunjungan pertamanya ke Afganistan itu, mengatakan dirinya telah meminta jaminan Presiden Hamid Karzai agar kemajuan dalam hak asasi manusia di negara ultra-konservatif itu dilindungi. "Keprihatinan saya bahwa momentum perbaikan hak asasi manusia mungkin tidak hanya telah mencapai puncaknya, tetapi pada kenyataannya sedang merosot," katanya. "Afganistan harus menguatkan diri untuk memastikan bahwa perubahan yang mengguncang yang akan berlangsung sebelum akhir tahun 2014 tidak memicu kerusakan serius dalam bidang hak asasi manusia."

Afganistan menghadapi pemilu presiden yang berpotensi membuat kondisi tidak stabil pada April tahun depan dan sebanyak 87.000 pasukan tempur NATO yang tersisa yang masih ditempatkan di Afganistan untuk memerangi gerilyawan Taliban akan ditarik pada akhir tahun itu.

Ancaman terhadap perempuan di Afganistan semakin ditegaskan pada Senin kemarin ketika polisi senior di jantung Taliban di selatan negara itu tewas setelah ditembak pembunuh. Perempuan polisi itu tewas beberapa bulan setelah rekannya juga ditembak mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com