Dalam pembicaraan dengan pemimpin unit senjata kimia itu, sang pejabat kemhan Suriah terdengar sangat panik. Demikian dikabarkan majalah Foreign Policy, Selasa (27/8/2013).
"Rabu lalu, beberapa jam setelah serangan kimia di dekat Damaskus terjadi, seorang pejabat Kemenhan dan komandan unit senjata kimia terlibat pembicaraan panik, menuntut penjelasan serangan gas syaraf yang menewaskan lebih dari 1.000 orang," demikian laporan majalah itu.
Majalah itu melanjutkan, pembicaraan itu tertangkap dinas intelijen AS.
"Itulah sebabnya, pejabat AS sangat yakin serangan senjata kimia itu dilakukan rezim Bashar al-Assad. Itu pula yang menyebabkan kemungkinan militer AS akan menyerang Suriah," lanjut laporan itu.
Laporan ini muncul di saat militer AS tengah bersiap untuk menyerang Suriah, meski Barat bersikukuh serangan itu bukan untuk menjungkalkan rezim Assad namun sekadar balasan atas penggunaan senjata kimia.
Alasan rencana intervensi militer itu adalah pernyataan Wapres AS Joe Biden yang menegaskan hanya pasukan Assad yang bisa melakukan serangan senjata kimia seperti itu.
Namun, rencana serangan militer itu dipastikan tidak berjalan mudah sebab Damaskus sudah bertekad untuk melawan dan memberikan serangan kejutan.
Sementara itu, para sekutu Suriah, Rusia dan China, memperingatkan AS dan sekutunya terkait dampak luas dari intervensi militer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.