LOS ANGELES, KOMPAS.com - Pengacara yang mewakili para korban penembakan di San Bernadino, California akan menyampaikan alasan hukum untuk meminta Apple bekerja sama dengan para penyidil FBI.
Stephen Larson, yang merupakan mantan hakim, mengatakan dokumen hukum itu rencananya disampaikan bulan depan atas nama para korban.
"Mereka menjadi sasaran teroris dan mereka ingin tahu kenapa dan bagaimana hal itu terjadi," papar Larson.
Sebelumnya, FBI sudah memerintahkan Apple untuk 'mematikan' perangkat keamanan di telepon seluler milik Syed Rizwan Farook namun raksasa teknologi itu menolak.
Pada Desember 2015, Farook dan istrinya, Tashfeen Malik, membunuh 14 orang dalam sebuah serangan di San Bernardino, California.
Aksi pasangan suami istri itu diyakini terinspirasi kelompok yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dalam pernyataan terbarunya, Direktur FBI, James Comey, mengatakan permintaan tersebut demi 'para korban dan keadilan'.
Namun, CEO Apple, Tim Cook menyebut, perintah FBI tersebut sebagai 'berbahaya, mengerikan, dan belum pernah terjadi sebelumnya.'
Penolakan Apple mendapat kecaman dari beberapa pihak, antara lain dari bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyerukan pemboikotan produk-produk Apple.
Bagaimanapun dua raksasa tekonologi lain yaitu Facebook dan Google, memberi dukungan kepada Apple.