Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nusrat, Remaja Bangladesh yang Tewas Dibakar Hidup-hidup karena Laporkan Pelecehan Seksual

Kompas.com - 25/10/2019, 13:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Mereka ditangkap karena menyebarkan informasi palsu perihal kematian Nusrat. Namun, mereka tidak ikut disidang karena disebut telah bunuh diri.

Baca juga: Kasus Siswi Dibakar di Bangladesh, Perdana Menteri Buka Suara

Pelecehan Seksual Dianggap Biasa di Bangladesh

Yayasan ActionAid menyatakan, kasus yang dialami Nusrat dianggap adalah hal biasa di Bangladesh jika merujuk pada laporan awal tahun ini.

Laporan itu seperti diberitakan BBC, menemukan bahwa 80 persen perempuan di industri garmen telah melihat atau mengalami pelecehan seksual.

Organisasi lain Mahila Parishad berujar dalam enam bulan pertama di 2019, terdapat 731 insiden berkaitan dengan kekerasan seksual.

Termasuk di dalamnya adalah 592 pemerkosaan, 113 kasus perkosaan beramai-ramai, dan 26 perempuan dibunuh setelah diserang secara seksual.

Karena itu, Mahila Parishad "menyambut baik" keputusan pengadilan yang mempercepat pengusutan hingga 16 pelaku dihukum mati.

Baca juga: Kasus Siswi Dibakar, Sekolah Diperintahkan Bentuk Komite Pencegahan Kekerasan Seksual

Sementara Human Rights Watch juga menyambut baik kecepatan sistem hukum Bangladesh, meski tak menyetujui hukuman mati bagi para pelaku.

"Kebrutalan yang dialami gadis muda ini karena melaporkan pelecehan yang dialami telah menimbulkan kemarahan rakyat Bangladesh," terang Direktur Asia Selatan HRW, Meenakshi Ganguly.

Adapun keluarga Nusrat yang diwakili kakaknya, Mahmudul Hasan Noman, menginginkan agar hukuman mati dengan cara digantung bisa dilakukan secepatnya.

Mahmudul mengaku hingga saat ini, keluarganya masih ketakutan karena menerima intimidasi dari keluarga pelaku di depan umum.

"Saya sangat takut. Saya meminta perdana menteri memastikan keselamatan kami, dan polisi juga melacak setiap keluarga kami," terangnya.

Baca juga: Tolak Lamaran Pernikahan, Gadis Ini Dibakar Hidup-hidup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com