Serangan itu memunculkan kekhawatiran bakal terjadi eskalasi militer di kawasan. Terlebih setelah Iran menegaskan mereka siap "perang habis-habisan".
"Apakah kesempatan menggelar pertemuan meningkat karena serangan? Tidak. Kami harus jelas bahwa kini situasi lebih tegang," ungkap Macron.
Para diplomat berharap rencana pertemuan Trump dan Rouhani bisa membantu meredakan situasi di Teluk sejak AS menghapus pengecualian sanksi bagi Iran Mei lalu.
Iran kemudian membalas dengan mengumumkan mereka akan mengurangi komitmen mereka terhadap perjanjian nuklir yang diteken pendahulu Trump, Barack Obama.
Meski begitu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang dikenal terhadap Iran menuturkan, mereka tidak menutup pintu dengan agenda diplomasi.
Iktikad baik juga terlihat di Iran, di mana mereka menyatakan kapal tanker Inggris yang ditangkap di Teluk juga diizinkan untuk pergi.
Begitu juga dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif yang mengaku mereka tidak menutup dialog sesuai bertemu Macron.
"Apa yang hendak kami sampaikan adalah Anda harus mempertahankan kredibilitas Anda," terang Zarif kepada awak media di markas besar PBB.
Baca juga: Inggris Yakin Iran Ada di Balik Serangan ke Fasilitas Minyak Arab Saudi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.