Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saudi Bakal Paparkan Bukti Dugaan Iran Menyerang Kilang MInyak Aramco

Kompas.com - 18/09/2019, 20:08 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi menyatakan, mereka bakal memaparkan bukti dugaan Iran dalang serangan drone ke kilang minyak Aramco pada pekan lalu.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyalahkan Iran atas serangan dua fasilitas Abqaiq dan Khurais pada Sabtu dini hari (14/9/2019).

Koalisi yang dipimpin Saudi menyatakan bahwa senjata yang dipergunakan dalam serangan ke kilang minyak Aramco berasal dari Iran. Tapi, mereka masih belum menyalahkan secara langsung.

Baca juga: AS Tuduh Iran Serang Kilang Minyak Aramco, Saudi Mengaku Tak Tahu

Tetapi, juru bicara kementerian pertahanan mengatakan mereka bakal membeberkan bukti serangan yang berujung kepada melonjaknya minyak dunia.

"Kami akan mengumumkan hasil penyelidikan dan menyajikan bukti keterlibatan rezim dalam serangan teroris ini," ujar kementerian dikutip AFP Rabu (18/9/2019).

Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan, serangan di fasilitas yang dikelola negara adalah "ujian nyata" terhadap keinginan global.

Berdasarkan pemberitaan media pemerintah, pangeran yang akrab disapa MBS itu mendesak komunitas internasional untuk mengambil "sikap tegas".

Pada Selasa (17/9/2019), Menteri Energi Pangeran Abdulaziz bin Salman menuturkan penyelidik internasional, termasuk PBB, ikut dalam investigasi.

Dalam konferensi pers, Abdulaziz berujar mereka menginginkan adanya bukti berdasarkan standar profesional yang tentu diakui oleh dunia.

Saudi direncanakan bakal memaparkan bukti itu saat Pompeo datang di mana dia diagendakan membahas sikap AS bersama dengan Pangeran MBS.

"Sejalan dengan pernyataan presiden, kami tidak ingin perang dengan siapa pun. Namun AS bersiap," tegas Wakil Presiden Mike Pence di Washington.

Sumber dari internal Washington mengungkapkan, mereka menyimpulkan serangan mencakup rudal penjelajah berasal dari Iran, dan akan dipaparkan di Sidang Umum PBB.

Baca juga: Kilang Minyak Saudi Diserang Drone, Trump Tak Akan Bertemu Presiden Iran

Lebih Baik Tidak Bertemu

Posisi AS yang tidak melunak terjadi setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak perundingan di segala level dengan AS.

Pernyataan itu nampaknya sejalan dengan keputusan Presiden Donald Trump yang menuturkan dia tak akan bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.

"Saya tidak pernah mengesampingkannya (pertemuan). Tetapi saya lebih baik tak bertemu dengannya (Rouhani)," kata Trump di Air Force One.

Kelompok pemberontak asal Yaman, Houthi, mengklaim bertanggung jawab dengan mengaku mereka menggunakan 10 drone dalam serangan di Aramco.

Namun sumber AS meragukan klaim tersebut. Sebab, kilang minyak itu dihantam sebanyak 17 kali, dengan satu fasilitas lainnya ditembak menggunakan senjata presisi.

"Tidak mungkin ada tipe drone maupun rudal yang digunakan dalam serangan bisa mencapai target dari Yaman. Sangat tidak mungkin," terangnya.

"Saya berharap kami tidak perlu melalui perang lain," kata Duta Besar Saudi untuk Inggris, Pangeran Khalid bin Bandar, kepada BBC.

Dia menuturkan hampir pasti serangan itu didalangi oleh Iran. Tetapi mereka tidak ingin bergerak terlalu cepat karena tak ingin menimbulkan keributan.

Media Iran memberitakan, Teheran menulis surat kepada AS melalui kedutaan besar Swiss terkait bantahan menjadi dalang serangan.

Mereka kemudian mengancam bakal merespons secara keras jika ada negara yang berani mengambil pendekatan militer terhadap mereka.

Baca juga: Kilang Minyak Saudi Diserang Drone, Trump Tak Akan Bertemu Presiden Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com