Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basmi Anggota ISIS di Pulau Irak, AS Pakai 36 Ton Bom

Kompas.com - 12/09/2019, 17:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BAGHDAD, KOMPAS.com - Militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan menjatuhkan 36 ton bom untuk "membasmi" anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang bermukim di sebuah pulau.

Jet tempur F-15 dan F-35 dikerahkan dalam operasi gabungan koalisi dengan Dinas Kontra-Terorisme Irak yang menargetkan Pulau Qanus di utara Irak.

Baca juga: Tak Hanya Pakai Anggota Manusia, ISIS Kini Gunakan Sapi untuk Serangan Bom

Tayangan serangan dari militer AS ke pulau berisi anggota ISIS, juga dikenal sebagai Daesh, diunggah oleh koalisi di Twitter, dikutip Sky News Rabu (11/9/2019).

"Begini jika jet tempur F-15 dan F-35 Komando Pusat Angkatan Udara (US AFCENT) menjatuhkan 36.000 kilogram bom ke daerah yang terinfeksi Daesh," ujar militer.

Juru bicara koalisi pimpinan AS dilansir The Independent menerangkan, serangan itu kemudian dilanjutkan operasi darat yang dilakukan pasukan Irak.

Operasi itu bertujuan untuk memutus "pusat transit utama" bagi kelompok ISIS yang terhubung antara padang gurun Jazeera dengan Region Mosul.

Mayor Jenderal Eric T Hill mengklaim mereka, mempersempit kemampuan ISIS untuk bersembunyi di Pulau Qanus. "Kami memberi kondisi bagi sekutu menciptakan ketenteraman di kawasan," katanya.

Foto udara kemudian menunjukkan bagaimana pulau sepanjang 2,4 kilometer itu sebelum dan sesudah jet tempur AS menjatuhkan puluhan bom ke target.

Pulau itu pun membara ketika puluhan bom dijatuhkan secara cepat, menciptakan ledakan besar yang disertai gumpalan api serta asap membubung ke angkasa.

Berdasarkan gambar yang dirilis, pulau itu nampaknya tidak berpenghuni. Namun kondisi berbeda terlihat di bagian tepi Sungai Tigris. Tak dijelaskan apakah warga sipil telah dievakuasi.

Pada Februari, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa pasukan koalisi telah "membebaskan" seluruh wilayah yang awalnya dikuasai ISIS di Irak maupun Suriah.

Meski begitu, masih ada sejumlah kecil simpatisan yang memutuskan untuk bersembunyi, dan terlibat dalam beberapa insiden mematikan yang berlangsung di Irak.

Serangan itu terjadi di hari yang sama ketika Trump memecat John Bolton sebagai Penasihat Keamanan Nasional, yang dikenal sebagai sosok kontroversial.

Baca juga: Polri Deteksi Kelompok Terafiliasi ISIS di Papua Sejak 2 Tahun Lalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com