TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan melalui Menteri Luar Negeri Jaushieh Joseph Wu menyerukan supaya PBB melibatkan mereka dalam pertemuan di New York, AS, yang bakal digelar September ini.
Dalam tulisannya, Wu meminta supaya organisasi dunia itu memberikan tempat bagi mereka bersama mitra global lainnya demi membantu tercapainya Sustainable Development Goals.
Wu menerangkan, Sustainable Development Goals merumuskan perencanaan dan membimbing dunia menyusuri jalan yang berkelanjutan dan tangguh dengan prinsip "tidak mengesampingkan".
Baca juga: Aktivis Pro-Demokrasi Hong Kong Minta Bantuan Taiwan
Juli ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengingatkan pentingnya "inklusi imperatif" karena pembangunan tidak akan berkelanjutan jika tak adil dan "tak inklusif".
Prinsip inklusif dan tidak mengesampingkan merupakan kunci untuk mewujudkan Sustainable Development Goals. Namun Taiwan merasa PBB mengabaikan mereka.
Menlu Wu menyebutkan, Taiwan mampu dan bersedia untuk berbagi kisah sukses mereka, dan siap berkontribusi pada upaya kolektif untuk mencapai SDGs dengan PBB.
Dia mengklaim persentase keluarga berpenghasilan rendah menurun hingga 1,6 persen pada 1993. Kemudian program asuransi kesehatan sudah mencakup 99,8 persen penduduk.
Kemudian di 2018, level daur ulang limbah mencapai 55,69 persen, tingkat literasi 98,8 persen, dengan tingkat kematian bayi menyentuh 4,2 per 1.000 kelahiran.
Angka itu sebenarnya sudah melampaui standar SDGs. Tetapi Wu mengeluhkan dasar hukum yang dipakai PBB untuk mengabaikan Taiwan adalah Resolusi 2578.
Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB 1971 itu tidak menyelesaikan masalah hak perwakilan Taiwan di PBB, maupun pernyataan mereka bagian dari China.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.