Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Bakal Ambil Langkah Pertahanan Diri, Jika AS Tempatkan Sistem Rudalnya di Asia

Kompas.com - 05/08/2019, 21:26 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menegaskan bakal mengambil langkah-langkah mempertahankan diri apabila Amerika Serikat menempatkan rudalnya di wilayah Asia, pascaruntuhnya perjanjian nuklir jarak menengah era Perang Dingin.

Pernyataan tersebut menyusul adanya dugaan bahwa Jepang akan menerapkan sistem peluncuran rudal terbaru buatan AS.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper, pada Sabtu (3/8/2019), mengatakan bahwa pihaknya mendukung rencana penempatan rudal jarak menengah buatan AS yang diluncurkan dari wilayah Asia.

Sehari sebelumnya, Jumat (2/8/2019), Washington telah mengumumkan secara resmi menarik diri dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF), sebuah pakta era Perang Dingin yang ditandatangani bersama Rusia pada 1987.

Baca juga: Mengapa NATO Takut jika Perjanjian Nuklir antara AS dan Rusia Runtuh?

Perjanjian tersebut melarang negara penanda tangan untuk memiliki maupun mengembangkan rudal berbasis darat yang mampu menjangkau jarak antara 500 hingga 5.500 kilometer.

Rudal buatan AS diperkirakan bakal segera ditempatkan di wilayah Asia, dengan dengan Tokyo yang meminta sistem peluncur rudal MK-41 buatan AS untuk dipasang di Jepang.

Terkait hal tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, mengatakan bahwa negaranya tidak akan terjebak dalam perlombaan persenjataan dengan AS, namun menegaskan bakal mengambil langkah-langkah secara defensif terhadap ancaman apa pun.

"Jika penyebaran sistem (rudal) baru AS dimulai secara khusus si Asia, maka langkah-langkah yang sesuai untuk menyeimbangkan tindakan itu akan diambil oleh Rusia dengan tujuan menangkal ancaman tersebut," ujar Ryabkov, dalam konferensi pers, dikutip Reuters, Senin (5/8/2019).

"Sistem peluncuran universal MK-41 yang tampaknya akan ditempatkan di Jepang, juga dapat digunakan untuk meluncurkan rudal jelajah jarak menengah."

"Jadi, saat sistem baru ini muncul di Jepang, maka tanpa diragukan akan kami masukkan dalam perhitungan kami untuk diambil perencanaan yang sesuai," kata Ryabkov.

Baca juga: AS Resmi Tinggalkan Pakta Nuklir Era Perang Dingin dengan Rusia

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan penarikan resmi Washington dalam pernyataan di forum regional di Bangkok.

Menanggapi hal itu, Moskwa meminta kepada Washington untuk menjalankan moratorium penyebaran rudal nuklir jarak pendek dan menengah, seperti yang dilakukan Rusia.

Washington telah lama menuding Rusia mengembangkan rudal jenis baru, 9M729, yang disebut melanggar perjanjian. Pernyataan yang diklaim turut didukung NATO.

Rudal tersebut memiliki jangkauan sekitar 1.500 kilometer menurut NATO, meskipun Moskwa mengatakan bahwa rudal itu hanya dapat menempuh jarak 480 kilometer.

Kesepakatan INF merupakan satu dari dua kesepakatan senjata utama antara Rusia dengan AS, yang membatasi pembuatan senjata oleh kedua negara sehingga pada akhirnya akan mencegah terjadinya perlombaan persenjataan.

Baca juga: Mengenal INF, Perjanjian yang Bertujuan Mengurangi Nuklir AS dan Rusia

Perjanjian lainnya, yakni New START mengatur persenjataan nuklir kedua negara untuk tetap berada jauh di bawah puncak saat Perang Dingin.

Kesepakatan itu berakhir pada 2021 dan ada sedikit keinginan dari AS dan Rusia untuk memperbaruinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com