Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Misi Pengiriman Makanan dan Sebab Berdirinya Tembok Berlin

Kompas.com - 26/06/2019, 13:46 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Perang Dunia II memberikan dampak negatif yang serius bagi Jerman. Perjanjian Potsdam membagi wilayah Jerman menjadi beberapa bagian, yang dikuasai oleh negara Sekutu seperti Amerika Serikat, Britania Raya, Perancis dan Uni Soviet.

Uni Soviet memiliki "pendekatan" berbeda terhadap rakyat Jerman. Mereka memblokir dan memblokade semua perjalanan darat dan kereta api di Berlin. Imbasnya, masyarakat Jerman menjadi korban kelaparan.

Untuk mengatasi kelaparan, Inggris dan Amerika Serikat melakukan aksi heroiknya. Mereka melakukan apa yang disebut "Berlin Airlift" atau pengiriman barang makanan, pasokan logistik dan obat-obatan menuju Jerman.

Tindakan ini dilakukan pada hari ini 71 tahun yang lalu, tepatnya 26 Juni 1948. Pihak Inggris dan AS tak setuju dengan pendekatan Uni Soviet karena khawatir akan terjadi perang susulan.

Baca juga: 29 Tahun Setelah Diruntuhkan, Ini 5 Fakta Menarik Tembok Berlin

Ambisi Uni Soviet

Di Balik perjanjian Potsdam, ternyata Soviet mempunyai misi lain terhadap Jerman. Pemimpin Soviet, Joseph Stalin ingin menggabungkan beberapa negara ke Blok Timur yang meliputi Polandia, Hungaria, Cekoslowakia, dan wilayah Jerman yang dikuasai Uni Soviet.

Dalam perjalanannya, terdapat perubahan politik antara pihak Sekutu, termasuk Uni Soviet. Negeri Beruang Merah itu tak mau membangun kembali Jerman setelah adanya perjanjian tersebut.

Uni Soviet enggan merekontruksi ulang Jerman dan malah memerintahkan memblokade Kota Berlin. Tujuannya, untuk mencegah masuknya kebutuhan kebutuhan logistik dan kebutuhan lain ke Berlin Barat.

Tindakan blokade ini secara resmi diverlakukan pada 24 Juni 1948 yang berakibat langsung kehilangan makanan bagi sekitar 2 juta penduduk Jerman, terutama di Berlin.

Dilansir dari situs History, Inggris dan Amerika Serikat tak sepakat dengan rencana Uni Soviet. Mereka marah dan ingin segera memberlakukan tindakan.

Bahkan sebagian orang di pemerintahan Presiden AS Harry S Truman menyerukan tanggapan militer langsung terhadap langkah Uni Soviet yang agresif ini.

Namun, Truman berpikir brilian untuk melakukan hal yang berbeda. AS bersama Inggris sepakat untuk mengizinkan operasi pengangkutan udara besar-besaran.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presiden Ronald Reagan Tantang Soviet Hancurkan Tembok Berlin

Operasi pertama

Operasi pertama ini berada di bawah kendali Jenderal Lucius D Clay, seorang perwira militer Jerman yang ditunjuk oleh AS. Dia diberikan wewenang lebih untuk memimpin operasi ini.

Pada 26 Juni 1948, pesawat pertama lepas landas dari Inggris dan Jerman Barat. Mereka membawa makanan, pakaian, air, obat-obatan dan bahan bakar untuk meredam ketakutan warga kota.

Selama hampir satu tahun, pesawat-pesawat Amerika dan Inggris mendarat sepanjang waktu. Lebih dari 200.000 pesawat mengangkut lebih dari 1,5 juta ton pasokan.

Pada 15 Juni 1948, rata-rata 2.500 ton pasokan diterbangkan ke kota setiap hari. Pengangkutan ini dilakukan dengan skala besar dan terkadang memiliki risiko yang besar juga.

Biasanya pesawat mendarat di Bandara Tempelhof, Berlin setiap empat menit. Pilot menerbangkan pesawat pulang-pergi setiap harinya

Uni Soviet akhirnya menarik blokade ini pada Mei 1949 setelah mendapat cemoohan dari masyarakat internasional. Sebab, Uni Soviet menjadikan laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah mengalami kesulitan dan kelaparan.

Namun Angkutan udara yang disebut Die Luftbrucke atau "jembatan udara" dalam bahasa Jerman masih berlanjut hingga September 1949. Total pengiriman lebih dari 1,5 juta ton dan total biaya lebih dari 224 juta dollar.

Tembok Berlin

Tembok Berlin menapaki jalan melalui kota Berlin Tembok Berlin menapaki jalan melalui kota Berlin

Imbas dari semua ini memunculkan reaksi keras Uni Soviet yang ketika itu menduduki Jerman Timur. Pada 7 Oktober 1949, Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) dideklarasikan.

Sejak itu, Uni Soviet memiliki kewenangan penuh terhadap militer, polisi, dan administrasi di wilayah Jerman Timur. Selain itu, tembok pembatas juga dibuat.

Para tentara meletakkan kawat berduri sepanjang 100 mil di perbatasan Berlin Timur. Kawat itu segera diganti dengan dinding beton setinggi enam meter, sepanjang 96 mil, lengkap dengan menara jaga, pos senapan mesin, dan lampu sorot.

Akibatnya, hubungan warga Berlin di bagian barat dan timur terputus satu sama lain. Namun akhirnya, tembok ini dihancurkan pada November 1989 setelah massa Jerman Timur dan Jerman Barat sepakat untuk membongkarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com