KOMPAS.com - Negara-negara di dunia melakukan upaya pengembangan senjata militer untuk menunjukkan kuasanya di medan pertempuran.
Pada masa Perang Dunia I, ketika meriam dan tank sudah berkembang, Nazi Jerman mulai berpikir untuk mengembangkan senjata yang lebih canggih ketika Perang Dunia II bergejolak.
Perusahaan persenjataan Nazi berambisi untuk meluncurkan benda yang bisa dikendalikan (terbang) menuju ke sasarannya.
Hal inilah yang mengilhami lahirnya senjata rudal (peluru kendali) yang bisa dipantau.
Senjata pertama yang dikenal dengan V-1 ini diluncurkan Nazi Jerman untuk membombardir permukiman di London, Inggris dan Antwerp, Belgia pada 13 Juni 1944.
Rudal pertama yang dikenal dengan Bom Buzz ini juga bersuara khas saat terbang menuju sasaran
Insinyur persenjatan Nazi Jerman mendesain agar senjata ini bisa terbang dengan bebas karena dilengkapi dengan sayap pada bagian kanan dan kiri rudalnya.
Angkatan Udara Jeman atau Luftwaffe sebagai pihak utama yang mengelola rudal ini.
Pengembangan
Pada 9 November 1939, Nazi Jerman mengajukan proposal untuk program pembuatan rudal dan diteruskan ke RLM (Kementerian Udara Jerman).
Rencananya, rudal ini digunakan untuk membawa muatan hingga 1.000 kilogram peledak.
Pemerintah bekerja sama dengan beberapa perusahaan swasta untuk merealisasikan program ini
Salah seorang insinyur bernama Gosslau mempresentasikan hasil mengenai proyek ini dengan menggunakan mesin jet tunggal.
Rencana ini akhirnya disetujui oleh RLM dan proyek ini dikelola oleh perusahaan Fieseler. Pemerintah Nazi juga memberikan prioritas tinggi terhadap senjata ini dan pengembangan dilakukan di Peenemunde, Jerman.
Badan dari senjata ini sebagian besar terbuat dari baja lembaran yang dilas dan sayap yang terbuat dari kayu lapis. Senjata ini memiliki berat 2.150 kilogram dengan panjangnya hingga 5,3 meter.