TRIPOLI, KOMPAS.com - Jenderal Libya, Khalifa Haftar disebut telah berutang hingga 25 miliar dolar AS atau lebih dari Ro 354 triliun, untuk mendanai pasukannya.
Sejumlah besar utang tersebut diperoleh Haftar dalam bentuk obligasi tak resmi, serta uang tunai dan deposito yang dicetak Rusia dari bank-bank timur. Demikian menurut Reuters dikutip Middle East Monitor.
Haftar telah membangun pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) dengan bantuan Uni Emirat Arab dan Mesir, yang memasok peralatan berat militer, seperti helikopter.
Dukungan juga disebut datang dari Arab Saudi, Rusia, dan Perancis, meski diketahui PBB lebih mengakui Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli sebagai otoritas sah negara itu.
Baca juga: AS Desak Pasukan Haftar Hentikan Serangan ke Ibu Kota Libya
Sementara pasukan bentukan Jenderal Haftar membangun sistem perbankan paralel yang berkantor pusat di ibu kota timur Benghazi.
Namun sumber perbankan dan diplomat mengisyaratkan sumber bantuan tersebut akan ditutup, menyusul bank sentral di Tripoli yang mengambil langkah pembatasan terhadap operasional bank-bank di timur Libya.
Bank-bank tersebut telah berjuang dalam beberapa bulan terakhir untuk memenuhi persyaratan setoran minimum, yang jika tidak dipenuhi maka dapat menjadi alasan bagi bank sentral Tripoli untuk memutus aksesnya terhadap mata uang keras.
"Terjadi krisis perbankan yang membayangi dan mengancam dapat merusak kemampuan otoritas timur untuk mendanai diri merekam," kata Claudia Gazzini, analis senior Libya di International Crisis Group (ICG).
"Krisis itu bahkan sudah dimulai sejak sebelum pertempuran terjadi antara LNA dengan GNA," tambahnya.
Setidaknya 264 orang dilaporkan tewas selama pertempuran, sementara lebih dari 1.288 lainnya mengalami luka-luka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.