Pesawat ini menggunakan mesin Hispano-Suiza 8. Dalam percobaan terbangnya, pilot yang mengemudikannya tewas akibat kecelakaan udara.
Namun, setelah diperbaiki dan memberikan keamanan pada pilot, S.E.S tercatat bisa mengungguli semua pesawat yang ada di langit Eropa ketika itu.
Dalam hal persenjataan, pesawat ini menggunakan senapan mesin Vickers, senapan Lewis di sayap atas, dan juga bom cooper.
Sopwith Camel bisa dibilang sebagai pesawat paling ikonink selama perang.
Keunikannya terdapat pada bagian depan pesawat yang memiliki fairing logam untuk menutupi senjata dan menjaga mereka agar tidak membeku di ketinggian. Logam tersebut menjadi ciri utama pesawat ini.
Didukung mesin rotary Clerget 9B, desain Camel mendorong senapan mesin Vickers kembarnya menembak dan tak terhalang baling-baling.
Selain itu, Camel juga diproduksi untuk bisa melakukan pertempuran jarak dekat, pertempuran malam hari, dan bisa singgah di kapal induk. Berkat kecanggihannya, pesawat ini masih digunakan setelah perang usai.
Pesawat ini dikembangkan di perusahaan pesawat Bristol oleh desainer legendaris Frank Barnwell. Bristol M.1 adalah salah satu monoplane unik dalam Perang Dunia I.
Pesawat ini muncul pada pertengahan perang, yakni Juli 1916. Bristol M.1 menggunakan kontruksi kayu, kain, dan diperkuat dengan kabel yang mampu mengikat kontruksi pesawat.
M.1 menghabiskan sebagian besar perang di Balkan, di mana pasukan inggris menggunakannya dengan baik dan menjadi fenomena karena desain khasnya.
Keunikan desain dari Bristol M.1 ini semakin populer sebagai tunggangan pribadi untuk perwira berpangkat tinggi militer. Kecepatan pesawat ini mencapai 209 kilometer per jam. Hanya segelintir pesawat yang tersisa sampai hari ini.
Baca juga: 6 Pesawat Amfibi yang Terkenal Sepanjang Sejarah...
Pfalz D.III tampil terlambat dalam peperangan, namun penundaan itu menjadi keuntungan lebih dalam pengembangan pesawat selama bertahun-tahun berikutnya.
Terinspirasi oleh monoplane Morane-Saulnier, D.III adalah upaya untuk menghasilkan desain pesawat tempur dari versi sebelumnya.
Pesawat ini menggunakan enam silinder Mercedes D.IIIa yang dibuat khusus untuk menghasilkan 160 tenaga kuda. Pesawat mampu terbang dengan kecepatan lebih dari 160 kilometer per jam.