Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Anda: Croissant Mungkin Berasal dari Austria atau Timur Tengah

Kompas.com - 30/03/2019, 16:45 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Legenda lain menyebut, croissant diciptakan di Vienna, Austria pada 1683 untuk memperingati kekalahan pasukan Ottoman yang mengepung kota itu.

Menurut ensiklopedia makanan Oxford Companion of Food, legenda croissant ini dimulai ketika seorang tukang roti yang bekerja sepanjang malam saat kotanya (mungkin Vienna atau Budapest) dikepung pasukan Turki.

Tukang roti ini mendengar sesuatu yang runtuh dan setelah diselidiki disebabkan upaya Turki memasuki kota dengan cara membuat terowongan bawah tanah untuk menembus tembok kota.

Baca juga: Mentega Langka, Warga Perancis Kekurangan Mentega untuk Croissant

Pasukan yang mempertahankan kota setelah mendapat laporan ini meledakkan terowongan tersebut sehingga upaya Turki menembus pertahanan kota gagal.

Meski dianggap berjasa, sang tukang roti menolak saat hendak diberi hadiah. Dia hanya memintah hak ekslusif membuat roti berbentuk bulan sabit untuk mengenang peristiwa itu.

Permintaan si tukang roti dikabulkan dan sejak saat itulah croissant dilahirkan.

Sementara itu bisa saja asal crossant ini berasal dari negara-negara Arab atau Timur Tengah. Salah satunya klaim yang menyebut croissant merupakan varian dari feteer meshaltet, penganan bangsa Mesir yang sudah dikenal sejak Dinasti Ke-18 (sekitar 1292 SM).

Sementara di masa Dinasti Mamluk (1250-1517), makanan berbentuk bulan sabit juga dikenal dengan nama "feteer halali" yang kemudian tersebar ke Eropa dan dinamai croissant.

Mana legenda yang benar? Nampaknya tak penting selama croissant bisa dinikmati semua lidah di dunia.

Baca juga: Komite Syariah Aleppo Haramkan Croissant

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com