"Tetapi sayangnya, kapasitas untuk benar-benar membantu sepenuhnya sangat terbatas pada sisi teknologi," kata Morrison.
"Jaminan yang memberikan bahwa begitu konten tersebut ditarik, sebuah aturan yang akan memastikan konten yang sama diunggah kembali belum benar-benar terjadi," ujarnya.
"Jadi saya berpikir ada beberapa diskusi nyata yang harus dilakukan tentang bagaimana fasilitas dan kapabilitas seperti yang ada di media sosial dapat terus ditawarkan," tutur Morrison.
Baca juga: Facebook dan YouTube Hapus Video Penembakan di Selandia Baru
Video yang sangat eksplisit tentang aksi penembakan yang dilakukan teroris asal Australia itu sempat menggegerkan dunia maya.
Banyak yang mengecam, namun tidak sedikit pengguna internet yang dengan latah turut membagikannya sehingga menyebarkan ketakutan dan kebencian di tengah masyarakat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.