Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burkina Faso, Negeri Paling Berbahaya bagi Guru dan Anak Sekolah

Kompas.com - 12/03/2019, 11:07 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

Kunjungan ke sejumlah sekolah di tiga kawasan itu memunculkan sebuah gambaran kompleks yaitu alasan mereka menutup sekolah atau mengapa kekosongan yang terjadi amat beragam.

Sejumlah sekolah, terutama di provinsi Sahel, menjadi sasaran langsung kelompok militan Islam yang menentang sistem pendidikan Barat.

Di daerah lain, seperti Foube, sekolah ditutup para guru karena khawatir mereka menjadi sasaran serangan kelompok bersenjata.

Baca juga: Serangan Teroris di Burkina Faso, Presiden Perancis Pun Bersuara

Ssementara beberapa sekolah tetap dibuka tetapi kosong karena para orangtua khawatir anak mereka menjadi sasaran serangan saat berangkat ke sekolah.

Di dekat kota Foube, ada sebuah sekolah, yang terlihat beroperasi normal tetapi semua ruang kelasnya kosong.

"Saya tak yakin anak-anak akan kembali," kata seorang guru, Joseline Ouederago kepada BBC.

"Namun, jika beberapa dari mereka kembali, kami akan berusaha sebaik mungkin agar mereka bisa mengejar ketertinggalan," tambah Joseline.

Beberapa sekolah tetap akan tutup dan kosong untuk sementara waktu karena ribuan orang meninggalkan desa dan tinggal di kamp pengungsian.

Angka pengungsi ini meningkat pesat dari 43.000 orang pada Desember menjadi 100.000 orang pada Januari lalu.

Masalah keamanan bukan hanya disebabkan kelompok militan Islam. Di sebuah kamp di Barsalogho, wilayah utara tengah, lebih dari 1.000 orang mengungsi menghindari kekerasan antar-suku.

Lebih dari separuh pengungsi itu adalah anak-anak. Sebanyak 100-an orang anak mengisi dua ruang kelas darurat yang disediakan untuk mereka.

Sayangnya, tak semua anak pengungsi memiliki akses ke layanan pendidikan darurat. Mereka ini biasanya mengungsi ke desa-desa tetangga dan hidup menumpang di kediaman warga.

Di desa Gorgadji, wilayah Sahel, 1.000 orang pengungsi baru saja datang karena menghindsri kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah tetangga, Soum.

Menurut kepala desa Gorgadhji, Boniface Kabore hanya sekitar 30 anak terdaftar di 32 sekolah yang tersedia di kawasan itu.

Masalah keamanan yang memburuk dan kian menyebar di Burkina Faso memberikan dampak langsung kepada anak-anak.

"Saat anak-anak tidak bersekolah, terutama di masa konflik, mereka bukan hanya tak bisa mempelajari kemampuan untuk membangun komunitas yang damai dan sejahtera," kata Henrietta Fore, Direktur Eksekutif UNICEF.

"Mereka ini akan menjadi rapuh terhadap bentuk-bentuk eksploitasi termasuk pelecehan seksual dan dipaksa menjadi tentara anak," tambah dia.

Sementara itu, pemerintah Burkina Faso mengatakan, mereka sudah bekerja untuk mengatasi masalah ini.

Baca juga: Serangan di Restoran Turki di Burkina Faso, 17 Orang Tewas

"Kami akan mengembalikan keamanan di seluruh wilayah. Saya tidak bisa mengatakan caraya atau rinciannya, tetapi yang jelas ada beberapa rencana untuk mengatasi masalah ini," kata juru bicara pemerintah Remis Dandjinou.

"Di beberapa wilayah kami sudah bisa membuka kembali, di beberapa tempat lain kami menutup. Jadi strateginya berbeda tergantuk lokasi," tambah Remis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com