Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burkina Faso, Negeri Paling Berbahaya bagi Guru dan Anak Sekolah

Kompas.com - 12/03/2019, 11:07 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

Sebenarnya selama bertahun-tahun, Burkina Faso tak terjamah kekerasan yang terjadi di negeri tetangga Mali dan Niger.

Namun, kekerasan yang melibatkan kelompok militan Islam meningkat empat kali lipat di Burkina Faso dalam setahun terakhir.

Demikian menurut data kelompok-kelompok pemantau krisis seperti International Crisis Group (ICG) dan Africa Center for Strategic Studies (ACSS).

Baca juga: Al Qaeda Serang Hotel di Burkina Faso, 20 Orang Tewas

Ada beberapa penyebab yang mengakibatka meningkatnya dan menyebarnya kekerasan di Burkina Faso.

Para anggota kelompok Al Qaeda atau ISIS yang awalnya beroperasi di Sahara sudah mencoba masuk ke wilayah selatan misalnya Burkina Faso.

Hal itu bertambah rumit dengan bangkitnya kemampuan kelompok lokal seperti Ansarul Islam.

Para pejabat AS dan Burkina Faso mengatakan, ketiga kelompok ini sudah menjalin komnunikasi dan dalam level tertentu telah bekerja sama.

Di sisi lain, sebagian anggota militer Burkina Faso tidak siap menghadapi level kekerasan saat ini.

Para personel yang lebih siap dan terlatih dikerahkan ke luar negeri, misalnya ke Mali sebagai bagian dari pasukan perdamaian PBB, Minusma.

Sedangkan pemerintah mengatakan, mereka membayar mahal karena tak mau bernegosiasi dengan para ekstremis itu.

"Selama bertahun-tahun kami memiliki tentara yang dibangun untuk mempertahankan rezim bukan wilayah," kata Remis Dandjinou.

"Ada perjanjian dengan pemerintah yang menjamin jalan aman bagi para teroris dengan imbalan mereka tak akan mengganggu negeri ini," tambah dia.

Remis mengatakan, kesepakatan itu buyar setelah Roch Marc Christian terpilih menjadi presiden pada 2015.

Saat itulah berbagai serangan mulai terjadi termasuk dua serangan besar di ibu kota Ouagadougou.

Baca juga: Pemimpin Kudeta Bebaskan Presiden Burkina Faso

"Kami sudah melampaui fase menjado korban ke fase kami kini mengendalikan ofensif. Kami pergi ke kawasan-kawasan itu untuk membasmi teroris," tambah Remis.

Meski demikian, sekarang para orangtua dan anak-anak di Burkina Faso masih dalam kondisi siaga. Mereka masih takut pulang ke rumah apalagi membiarkan anak-anak pergi ke sekolah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com