KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak akhir-akhir ini makin sering disapa bukan dengan nama aslinya, justru dengan julukan berbeda,
Kini, Najib harus mendengar sapaan "Bossku" (Bosku) di mana pun dia melangkahkan kaki. Beberapa orang bahkan memanggilnya "Boss kita".
"Itu nama saya dalam beberapa hari terakhir," katanya, seperti dikutip dari Straits Times, Selasa (26/2/2019).
Baca juga: Najib Razak Usir Keraguan soal Gelar Akademiknya
"Bahkan ketika saya pergi ke pasar malam, mereka tidak memanggil nama asli saya," imbuhnya.
Meski menghadapi masalah hukum terkait skandal 1MDB, Najib tetap berkampanye untuk pemilihan umum di negara bagian Semenyih pada bulan depan.
Julukan baru untuk Najib malahan membuatnya lebih mudah berinteraksi dengan banyak orang.
"Saya berjabat tangan dengan semua orang, bahkan para pekerja asing. Saya tahu mereka tidak bisa memilih saya tetapi bahkan mereka meneriaki Bossku," tuturnya
Kit Siang tak happy saya datang Semenyih.
Tak tahulah dia ni kenapa.
Orang Semenyih nak jumpa dan selfie saja dengan saya.
Takkan tak boleh? pic.twitter.com/FHThfgsC4M
— Mohd Najib Tun Razak (@NajibRazak) 25 Februari 2019
Dia terkejut mengetahui segala sesuatu yang terkait dengan slogan Bossku justru menikmati kesuksesan komersial.
"Saya tidak mendapatkan royalti atau komisi. Saya membuat kesalahan. Seharusnya saya mematenkan nama itu, tapi saya lupa," ujarnya.
Meski demikian, Najib mengaku tidak bermaksud mengambil keuntungan dari fenomena tersebut.
"Jika Barisan Nasional kembali berkuasa, kita harus ingat bos sebenarnya adalah rakyat," katanya.
Najib mengkritik beberapa kebijakan Pakatan Harapan yang kini berkuasa. Menurutnya, pemerintahan yang dipimpin Mahathir Mohamad tidak mencerminkan semangat Malaysia yang baru.
Baca juga: Rilis Video Musik, Najib Razak Ungkapkan Kesedihannya
Melansir dari The Star, dia mendesak masyarakat untuk memberikan suara kepada Barisan Nasional di Semenyih, yang menurut jajak pendapat telah mengungguli Pakatan Harapan.
Menurut dia, rakyat Malaysia tidak akan pernah mau dibohongi lagi.
"Anda bisa membodohi orang sekali, tetapi tidak setiap saat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.