Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Menarik Penemuan Sedotan, Pembeda Kelas hingga Perubahan Desain

Kompas.com - 03/01/2019, 19:49 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 3 Januari 1888, seorang penemu bernama Marvin Stone memperkenalkan sedotan. Penemu Amerika Serikat itu memperkenalkan alat hisap terbuat dari kertas yang direkatkan dengan lem sehingga berbentuk silinder.

Setelah penemuan itu, sedotan seakan menjadi benda yang selalu ditemukan tiap hari. Semua orang telah terbiasa menggunakan sedotan untuk memudahkannya minum yang tersedia dalam plastik, kaleng maupun gelas.

Apalagi terdapat manfaat seseorang apabila menggunakan sedotan, yakni mengurangi resiko kerusakan gigi. Banyaknya minuman yang memiliki sifat asam dan menggunakan sedotan akan mengurangi kontak cairan dengan gigi.

Kebiasaan ini juga menyebabkan manusia meninggalkan sampah plastik yang menjadi masalah bagi bumi.

Terlepas dari masalah itu, berikut adalah fakta menarik mengenai penemuan sedotan yang perlu Anda ketahui, dilansir dari Tampa Bay Times.

1. Membedakan kelas

Sejarah menunjukkan bahwa sedotan kali pertama digunakan oleh bangsa Sumeria pada 3000 sebelum masehi (SM). Ketika itu bangsa Sumeria menggunakan sedotan untuk meninum bir-bir yang tersedia dalam tong-tong besar.

Biasanya mereka meminum bir bersamaan dengan makanan yang berbahan gandum. Sensasi melayang-layang adalah tujuan utama dari meminum bir dalam tradisi mereka.

Namun, sedotan juga menjadi alat untuk membedakan kelas di Sumeria. Biasanya sedotan terbuat dari tanaman, yang digunakan masyarakat biasa.

Ada juga yang sedotan yang terbuat dari bahan logam mulia (emas) untuk kelas atas.

Tercatat, Ratu Puabi dari Kerajaan Ur dimakamkan bersamaan dengan sedotan yang berbahan emas.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Penemuan Sedotan Modern...

2. Seksual

Banyak pria yang beranggapan melihat wanita begitu eksotis ketika sedang minum menggunakan sedotan.

Menurut peneliti kebudayaan Romawi dan Yunani dari University of Windsor di Kanada, hal ini juga tercatat dalam dokumentasi Babilonia dari 2000 SM, yang menuliskan tentang seorang wanita minum dari sedotan sambil berhubungan intim dengan seorang pria.

Sejarawan percaya bahwa wanita bisa menjadi pemilik kedai minuman. Mereka menjual minuman sekaligus melayani pelanggan lelakinya.

Beberapa sumber juga mangatakan, pada masa-masa itu banyak wanita yang menjaga bar-bar minuman.

3. Sedotan modern berbahan kertas

Karena popularitas sedotan mulai naik bersamaan dengan revolusi industri di Eropa, orang-orang menggunakan tangkai rumput gandum yang disebut ryegrass.

Efek yang ditimbulkan adalah rasa rumput itu tercampur dalam aneka minuman. Rasa alami dari minuman juga berubah dan hal itu menjadi kendala utamanya.

Ini membuat Marvin Stone berpikir cepat dengan memodifikasi dan membuat sedotan yang lebih efisien dan aman. Pengalamannya di industri rokok telah mengilhami caranya untuk membuat sedotan.

Ia mengambil kertas, menggulungnya sebesar pensil, dan merekatkannya dengan lem. Setelah itu, ia segera mematenkan penemuannya dan menjadikan dia sebagai penemu pertama sedotan modern.

Pada 1890, pabrik milik Stone mulai memproduksi secara massal sedotan kertas ini untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

4. Sedotan ala Joseph Friedman

Pada 1930-an, penemu Joseph Friedman menambahkan desain unik seperti akordion ke desain sedotan ala Stone. Lekukan ini menciptakan sedotan yang lentur dan bisa dibengkokkan.

Sedotan ini menjadi hits di kalangan anak-anak dan bisa menikmati minuman kapan saja. Bahkan seseorang bisa rebahan sambil minum dengan bantuan sedotan bengkok ini.

Memasuki pertengahan abad ke-20, makanan cepat saji mulai banyak beredar di beberapa tempat. Kertas sebagai bahan untuk sedotan mulai beralih dengan plastik yang dinilai lebih baik.

Namun, dalam perkembanganya, sedotan dengan menggunakan plastik menuai polemik. Sebab, bahan plastik sulit didaur ulang.

Ini menyebabkan sedotan plastik menjadi masalah utama bagi lingkungan.

Sebagai inisiatif, sekarang muncul beraneka macam sedotan yang menggunakan bahan dasar selain plastik. Ada yang dari bambu, besi, alumunium yang lebih ramah lingkungan. Selain itu tak sekali pakai.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Sedotan, Dulu Terbuat dari Emas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com