DHAKA, KOMPAS.com - Sebanyak 104 juta penduduk Bangladesh menuju ke tempat pemungutan suara pada Minggu (30/12/2018).
Pemilihan umum digelar usai selama berminggu-minggu kekerasan mematikan dan tuduhan penumpasan terhadap ribuan aktivis oposisi menghiasi berjalannya kampanye.
Pemungutan suara dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat. Sekitar 600.000 personel keamanan dikerahkan di seluruh negara, termasuk yang tersebar di 40.000 TPS.
Baca juga: Jelang Pemilu, 10.500 Aktivis Oposisi Ditahan Otoritas Bangladesh
Sementara itu, muncul kekerasan baru jelang pemungutan suara saat seorang aktivis partai bekuasa yang diduga dibunuh oleh pendukung oposisi, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP).
"Dia diserang dengan batu. Dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," kata kepala polisi di Patia, Mohammad Niamutullah, seperti dikutip AFP.
Sejak jadwal pemilu diumumkan pada 8 November lalu, sudah ada 4 orang tewas terbunuh oleh polisi. Sementara, BNP mengklaim 8 aktivisnya telah meninggal.
Pemilu hari ini menandai pemilihan parlementer ke-11 negara tersebut sejak merdeka pada 1971.
Warga Bangladesh akan memilih pemimpin antara koalisi dipimpin partai Awami League yang kini masih berkuasa atau koalisi pimpinan BNP.
Pemerintah Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan atas kredibilitas pemilu di negara tersebut.
Sebanyak 17 kandidat oposisi ditangkap karena dianggap menyebarkan tudingan palsu, sementara 17 kandidat lainnya didiskualifikasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.