Salin Artikel

Pemilu Bangladesh, Keamanan Diperketat dan Jaringan Internet Dimatikan

Pemilihan umum digelar usai selama berminggu-minggu kekerasan mematikan dan tuduhan penumpasan terhadap ribuan aktivis oposisi menghiasi berjalannya kampanye.

Pemungutan suara dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat. Sekitar 600.000 personel keamanan dikerahkan di seluruh negara, termasuk yang tersebar di 40.000 TPS.

Sementara itu, muncul kekerasan baru jelang pemungutan suara saat seorang aktivis partai bekuasa yang diduga dibunuh oleh pendukung oposisi, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP).

"Dia diserang dengan batu. Dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," kata kepala polisi di Patia, Mohammad Niamutullah, seperti dikutip AFP.

Sejak jadwal pemilu diumumkan pada 8 November lalu, sudah ada 4 orang tewas terbunuh oleh polisi. Sementara, BNP mengklaim 8 aktivisnya telah meninggal.

Pemilu hari ini menandai pemilihan parlementer ke-11 negara tersebut sejak merdeka pada 1971.

Warga Bangladesh akan memilih pemimpin antara koalisi dipimpin partai Awami League yang kini masih berkuasa atau koalisi pimpinan BNP.

Pemerintah Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan atas kredibilitas pemilu di negara tersebut.

Sebanyak 17 kandidat oposisi ditangkap karena dianggap menyebarkan tudingan palsu, sementara 17 kandidat lainnya didiskualifikasi.

"Ini bukan pemilu yang bebas dan adil. Ini lebih kepada pemilu yang dikendalikan," kata diplomat Barat, yang enggan disebutkan namanya.

Di sisi lain, pihak berwenang telah memerintahkan operator seluler negara tersebut untuk menutup layanan 3G dan 4G hingga tengah malam.

Alasannya, untuk mencegah penyebaran rumor yang dapat memicu keresahan di antara masyarakat.

Pemungutan suara akan ditutup pada pukul 16.00 waktu setempat.

https://internasional.kompas.com/read/2018/12/30/12410051/pemilu-bangladesh-keamanan-diperketat-dan-jaringan-internet-dimatikan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke