Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kembalikan Bel "Hadiah Perang" Berusia 117 Tahun kepada Filipina

Kompas.com - 11/12/2018, 12:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mengembalikan bel gereja berusia lebih dari satu abad yang saat itu dianggap hadiah perang kepada Filipina.

Pesawat militer AS mengirim tiga Bel Balangiga itu ke Pangkalan Udara Manila, di mana pejabat kedua negara bakal melakukan penyerahan secara simbolis.

Dilansir AFP Selasa (11/12/2018), bel itu dikatakan sebagai sinyal serangan mendadak milisi Filipina dari desa Balangiga pada 28 September 1901.

Baca juga: Terganggu Suara Bel Sapi, Pria Jerman Gugat Tetangganya ke Pengadilan

Saat itu, mereka menyerang Resimen Infanteri Ke-9 AS yang saat itu tengah menikmati sarapan. Menewaskan 48 orang dan melukai 22 orang lainnya.

Komandan AS saat itu Jenderal Jacob Smith memerintahkan serangan balasan atas Pembantaian Balangiga dengan melakukan pengepungan ke seluruh Samar.

Saat itu, situasi digambarkan sebagai "lolongan liar" di mana setiap pria Filipina berusia 10 tahun atau lebih di Samar dibunuh.

Ribuan orang dibantai dengan Balangiga dibakar habis. Sebelum meninggalkan tempat itu, AS mengambil tiga bel dari Gereja San Lorenzo de Martir sebagai hadiah perang.

Dua dari bel itu ditempatkan di Wyoming. Sedangkan satu bel dipamerkan Resimen Infanteri Ke-9 yang bermarkas di Camp Red Cloud, Korea Selatan (Korsel).

Upaya pengembalian bel itu sudah dilakukan Filipina sejak 1990-an di mana saat itu mendapat dukungan baik dari Gereja Katolik maupun sejarawan.

Presiden Rodrigo Duterte menegaskan kembali pengembalian itu pada 2017. "Kembalikan Bel Balangiga itu. Benda itu bukan milik kalian," ujarnya.

Pendukung Duterte meyakini, keinginan sang presiden untuk menentang pengaruh AS menjadi kunci penting ketiga bel itu bisa kembali.

Namun Profesor Sejarah Universitas Ateneo de Manila Francis Gealogo berujar, seharusnya tidak boleh ada presiden yang mengklaim keberhasilan.

Dia melihat faktor penting juga datang dari asosiasi veteran perang AS yang mulai mengurangi sikap oposisi mereka atas usaha pengembalian bel.

Sebelumnya, veteran dan sebagian politisi AS memandang Bel Balangiga itu merupakan bentuk peringatan untuk mengenang prajurit AS yang gugur dalam Perang AS-Filipina.

"Kredit juga harus diberikan kepada rakyat Filipina yang terus berkampanye tak kenal lelah hingga bel itu bisa kembali," kata Gealogo.

Baca juga: Demi Hindari Sanksi AS, Filipina Tak Beli Helikopter Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com