Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2018, 12:10 WIB

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) masih melanjutkan dominasinya sebagai produsen senjata utama di seluruh dunia.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) melansir, AS total menjual senjata senilai 222,6 miliar dollar AS (Rp 3.258 triliun) pada 2017.

Baca juga: Trump Sepakat Jual Senjata Rp 13,7 Triliun ke Arab Saudi

Diwartakan Newsweek Senin (10/12/2018), posisi kedua ditempati Rusia dengan total penjualan 37,7 miliar dollar AS, atau Rp 551,9 triliun.

Jumlah tersebut lebih kecil sekitar enam kali lipat dari pabrikan AS. Meski begitu Rusia mencatat peningkatan penjualan 8,5 persen.

Secara total, Kremlin memegang 9,5 persen penjualan senjata dari 100 produsen ternama dunia. Sementara AS di posisi pertama dengan 57 persen.

Peneliti senior SIPRI Siemon Wezeman kepada Radio Free Europe berkata, pabrikan senjata Rusia mendapat peningkatan penjualan sejak 2011.

"Fakta itu sejalan dengan kebijakan Rusia yang menambah anggaran pertahanan untuk melakukan modernisasi militer dan persenjataannya," kata Wezeman.

Selain nomor satu di bidang penjualan senjata, SIPRI menyatakan AS merupakan negara dengan belanja militer terbesar di dunia.

Tahun lalu, pengeluaran Washington di sektor militer mencapai 610 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 8.930 triliun.

Jumlah itu hampir tiga kali lipat dari China di posisi kedua dengan pengeluaran mencapai 228 miliar dollar AS, sekitar Rp 3.337 triliun.

Laporan terbaru SIPRI muncul setelah penjualan senjata AS ke Arab Saudi menuai kritikan buntut krisis kemanusiaan di Yaman dan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Para politisi bipartisan berusaha mencegah Washington menjual senjata ke Saudi dengan menggunakan alasan kepentingan nasional dan penegakan HAM.

Senator Rand Paul mengutarakan penjualan senjata seharusnya sesuai dengan kepentingan nasional AS, bukan uang dan hal lainnya.

"Saya pikir keterlibatan kami dalam perang mengerikan (di Yaman) yang berpotensi melahirkan terorisme baru," ujar Paul dikutip NBC News.

Presiden Donald Trump bersikukuh bahwa Saudi merupakan sekutu yang hebat dan menuturkan penjualan itu berdampak positif bagi ekonomi AS.

Baca juga: Geser Inggris, Rusia Jadi Produsen Senjata Terbesar Kedua di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com