TAIPEI, KOMPAS.com - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyatakan mundur dari posisi sebagai ketua Partai Progresif Demokrat (DPP) yang berkuasa setelah partainya mengalami kekalahan telah dalam pemilu, Sabtu (24/11/2018).
Partai yang mendukung kemerdekaan Taiwan itu kehilangan hingga tujuh dari 13 kota dan daerah pemilihan, termasuk dua daerah khusus, menjadikannya pemilu kali ini cobaan bagi kepemimpinan Tsai.
Sebelum pemungutan suara, partai DPP menguasai 13 dari 22 kota dan daerah di Taiwan, dan empat daerah khusus, Kaohsiung, Taichung, Tainan, dan Taoyuan, serta dua wilayah khusus Taipei City dan New Taipei City.
Kini, DPP hanya memimpin perolehan suara di enam kota dan wilayah, yakni di kota Keelung, Hsinchu, Tainan, serta kawasan Taoyuan, Chiayi, dan Pingtung.
Wakil independen justru berkuasa di ibu kota Taipei dengan Ko Wen-je mengumumkan kemenangan seagai wali kota pada Minggu (25/11/2018) pagi.
Baca juga: Presiden Taiwan Panggil Warganya di Amerika untuk Pulang dan Memilih
Sisanya, sebanyak 15 kota dan wilayah dikuasai oleh partai oposisi, Kuomintang (KMT). Partai itu juga telah merebut wilayah yang telah menjadi basis kekuatan DPP selama dua dekade, di Kaohsiung.
Para pakar melihat hasil perubahan dalam pengaruh politik ini seperti yang dialami KMT dalam pemilihan empat tahun lalu.
Akibat kekalahan telah partainya dalam pemilu, Presiden Tsai langsung mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi ketua DPP.
"Saya dengan ini mengumumkan pengunduran diri saya sebagai bentuk pertanggungjawaban saya selaku ketua," kata Tsai dalam konferensi pers, dilansir SCMP.
"Kami telah mengambil pelajaran dan harus merefleksikan diri karena jelas para pemilih memiliki harapan yang lebih tinggi kepada kami," tambahnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan