Para siswa kemudian akan ditugaskan ke laboratorium pertahanan yang sesuai di mana mereka akan dapat mengembangkan keterampilan mereka lewat pengalaman langsung.
Salah satu siswa yang direkrut, Qi Yishen dari Provinsi Shandong, mengaku tertarik dengan persenjataan sejak dia masih kecil dan senang membaca buku atau majalah tentang senjata.
Dia mengaku harus memilih antara bergabung dengan BIT atau Universitas Tsinghua, salah satu kampus terbaik di China.
"Kunjungan ke dua kampus itu dijadwalkan pada hari yang sama. Saat tiba di Beijing saya lama berpikir di stasiun sebelum akhirnya memilih untuk pergi ke BIT. Saya tidak bisa menahan daya tariknya," katanya seperti dilansir dalam situs resmi BIT.
Baca juga: Militer China Gelar Uji Coba Tank Tanpa Awak
Qi mengaku keputusannya bergabung dengan BIT turut dipengaruhi sang ayah yang menginginkan dirinya dapat bekerja di industri pertahanan.
BIT meluncurkan program perekrutan tersebut di markasnya di Norinco, salah satu kontraktor pertahanan terbesar di China, pada 28 Oktober lalu.
Setelah menyelesaikan kuliah selama empat tahun, para siswa perekrutan diharapkan untuk dapat melanjutkan ke program master dan menjadi pemimpin masa depan program senjata AI China.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.