Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Yitzhak Rabin, Penggagas Perdamaian Israel-Palestina

Kompas.com - 06/11/2018, 20:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

3. Masuk Dunia Politik dan Menjadi PM
Setelah memutuskan pensiun dari IDF, Rabin menjadi Duta Besar Israel di PBB pad 1968 hingga lima tahun berikutnya.

Di Desember 1973, atau dua bulan setelah Perang Yom Kippur, Rabin terpilih sebagai anggota Parlemen Israel (Knesset) dari Partai Buruh.

Maret 1974, dia menjadi Menteri Buruh di masa pemerintahan PM Golda Meir yang kemudian meletakkan jabatannya sebulan berselang.

Rabin terpilih sebagai Ketua Partai Buruh menggantikan Shimon Peres sebelum kemudian menjadi pengganti Meir pada 3 Juni 1974.

Baca juga: Demi Melawan Iran, Relasi Israel dan Negara Teluk Semakin Mesra

Di masa pemerintahannya, Rabin harus berurusan dengan sejumlah isu. Antara lain Operasi Entebbe pada 4 Juli 1976 di Bandara Entebbe, Uganda.

Operasi kontra-terorisme itu digelar untuk membebaskan 248 penumpang maskapai Air France yang dibajak Front Populer Pembebasan Palestina Operasi Eksternal (PFLP-EO).

Organisasi di bawah pimpinan Wadie Haddad itu mendapat bantuan dari Sel Revolusi Jerman serta Uganda yang dikomandoi Idi Amin.

22 Aoril 1977, Rabin mengundurkan diri setelah dia dan istrinya, Leah, ketahuan mempunyai rekening bank di Amerika Serikat (AS).

4. Periode Kedua PM dan Usaha Perdamaian dengan Palestina
Di pertengahan 1980-an, Rabin menjadi Menteri Pertahanan untuk koalisi pemerintahan Partai Buruh dan Partai Likud.

Pada 1992, dia kembali menjadi Ketua Partai Buruh mengandaskan rivalnya Peres dan memenangkan pemilihan umum bersama koalisi seperti Meretz, Shas, atau Mizrahi.

Setahun kemudian, dia memulai proses perdamaian dengan pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat, dan menghasilkan Perjanjian Oslo I.

Melalui perjanjian itu, Otoritas Nasional Palestina (PLO) berdiri dengan wilayah kekuasaan pada Jalur Gaza dan Tepi Barat.

9 September 1993, Arafat dan Rabin saling berkirim suara di mana masing-masing pemimpin mengakui kedaulatan PLO dan Israel.

Kesepakatan itu bukannya tanpa perlawanan. Warga Israel menolaknya. Faksi Palestina seperti Hamas juga mengecam, bahkan terjadi insiden bom bunuh diri di Israel.

Meski begitu, Rabin tetap bersikukuh pada keputusannya. "Mulai saat ini, kami berkata kepada Anda warga Palestina, sudah cukup darah dan air mata yang tertumpah," ujarnya kala itu.

Selain menandatangani Perjanjian Oslo, dia juga menyepakati perundingan damai dengan Yordania setahun kemudian.

Karena perannya dalam memprakarsai Perjanjian Oslo, Rabin bersama Arab dan Peres menerima penghargaan Nobel Perdamaian di 1994.

Baca juga: Presiden Jokowi Bertemu Menlu Palestina, Ini yang Dibahas

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com