Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Iran yang Sederhana

Kompas.com - 02/11/2018, 16:59 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Menjadi Presiden Iran

Pada 2005, Ahmadinejad mencalonkan diri dalam pemilihan presiden dengan dukungan penuh dari para pemimpin konservatif.

Dia melakukan pendekatan yang merakyat dan berjanji untuk mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan sosial di Iran, serta memberantas korupsi.

Ahmadinejad juga menjadi satu-satunya kandidat presiden yang secara terang-terangan menentang peningkatan hubungan Iran dengan Amerika Serikat.

Ahmadinejad menempatkan dirinya sebagai calon presiden yang sederhana dan merakyat. Sementara pesaingnya, mantan presiden Iran dari 1989 hingga 1997, Hashemi Rafsanjani, digambarkan sebagai politisi yang korup.

Ahmadinejad akhirnya memenangkan pemilihan dengan hasil telak dan meraih 17 juta suara dari total 27 juta suara. Dia dilantik menjadi presiden pada 3 Agustus 2005 oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Sebagai presiden, Ahmadinejad tetap menampilkan dirinya sebagai presiden yang merakyat.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Pu Yi, Kaisar Terakhir China

Dia ingin terus tinggal di rumahnya sendiri daripada di istana kepresidenan, hingga akhirnya baru bersedia pindah setelah dibujuk oleh para penasihat keamanan.

Setelah menempati istana kepresidenan, dia memerintahkan untuk mengeluarkan seluruh perabotan dan karpet mahal yang ada serta menggantinya dengan yang lebih murah.

Ahmadinejad juga menolak menggunakan kursi VIP di pesawat kepresidenan dan lebih memilih pesawat kargo. Dia juga menggunakan bahasa sehari-hari dalam pidato dan presentasi resminya.

Meski mendapat dukungan dari banyak pihak terutama rakyat yang menilai presiden Ahmadinejad sebagai bagian dari mereka, namun langkah-langkah perubahan itu dikritik oleh para elit politik Iran.

Di mata internasional, Presiden Ahmadinejad dikenal atas sikap kerasnya atas hak Iran untuk mengembangkan program nuklirnya, yang berdampak pada meningkatnya ketegangan dengan AS.

Pada pidatonya di hadapan PBB pada 2005, Ahmadinejad menyatakan keinginan Iran untuk mengembangkan teknologi nuklir yang diklaimnya bertujuan damai.

Pada April 2007, Ahmadinejad mengumumkan bahwa Iran telah memulai untuk produksi bahan bakar nuklir dalam skala industri, yang berujung pada dijatuhkannya sanksi internasional.

Bulan Maret 2008, Ahmadinejad menjadi presiden pertama Iran yang mengunjungi Irak sejak terjadinya Revolusi Iran.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Marie Antoinette, Ratu di Masa Revolusi Perancis

Hubungan Teheran di bawah kepresidenan Ahmadinejad dengan Washington menunjukkan peningkatan setelah terpilihnya Barack Obama menjadi presiden AS. Ahmadinejad bahkan menyampaikan ucapan selamat kepada Obama.

Di bidang ekonomi, Iran mengalami peningkatan inflasi hingga 10 persen selama masa pemerintahan pertama Ahmadinejad, yang dipicu kebijakan ekonominya.

Belum lagi adanya sanksi internasional yang membuat sulitnya menarik investasi asing.

Situasi ekonomi ini menjadi kritikan dan poin utama menjelang pemilihan presiden Iran di 2009.

Meski dalam catatan sejarahnya belum ada presiden Iran yang gagal memenangkan masa jabatan kedua, namun sejumlah pengamat melihat kebijakan ekonomi dan gaya kepemimpinan Ahmadinejad telah membuat posisinya rentan.

Banyak pengamat menilai Ahmadinejad akan dapat dikalahkah oleh salah satu penantangnnya, yang paling kuat adalah Mir Hossein Mousavi yang didukung kelompok moderat di Iran.

Namun di akhir masa pemungutan suara pada 12 Juni, Ahmadinejad telah meraih kemenangan langsung pada putaran pertama dengan lebih dari 60 persen suara.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Ruhollah Khomeini, Pemimpin Revolusi Iran

Hasil pemilu itu sempat memicu aksi protes terutama dari pendukung Mousavi yang menyuarakan adanya hal yang tidak beres dalam pemilihan. Demonstrasi digelar warga di jalan-jalan.

Pemimpin tertinggi Iran yang awalnya mendukung hasil pemilu juga menyerukan agar dilakukan penyelidikan resmi terhadap pelaksanaan pemilihan.

Meski demikian, pada 3 Agustus 2009, Ayatollah Ali Khamenei secara resmi menetapkan Ahmadinejad sebagai presiden.

Upacara pelantikan tersebut tidak dihadiri sejumlah tokoh politik oposisi, seperti mantan presiden Mohammad Khatami dan Akbar Hashemi, maupun Mir Hossein Mousavi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com