Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 02/10/2018, 11:58 WIB
|

NEW DELHI, KOMPAS.com - Dulu, Kokila Damor, seorang petani di negara bagian Rajashtan, India, selalu ingin mengunjungi rumah sakit umum di kota.

Bukan karena dia sakit atau ingin memeriksakan kesehatannya, tetapi dia hanya ingin menggunakan toiletnya yang bersih.

Kini, perempuan itu bisa berbangga diri kerena dia sudah memiliki sendiri toilet di rumahnya.

Baca juga: BAB di Lantai Kereta Api, 8 Turis Inggris Ditangkap di Belanda

Tak hanya itu, Kokila juga berhasil mengajak warga sedesanya untuk membangun toilet dan tak lagi buang air besar di tempat terbuka

"Memiliki toilet sungguh mengubah hidup saya. Saya bisa tidur lebih nyenyak. Dulu saya harus bergegas keluar rumah di pagi hari hanya untuk buang air besar," ujar Kokila (34), ibu tiga anak ini.

"Saya selalu mencari alasan untuk pergi ke rumah sakit, karena saya senang menggunakan toilet yang layak, dengan pintu, air, dan lampu," tambah dia.

Dulu, di sepanjang musim gugur Kokila harus berjuang keras untuk mencari tempat buang hajat karena daun seluruh pohon dan semak sedang rontok.

Sementara di musim hujan, Kokila harus menangan sakit dan pegal di tangan karena harus memegang payung.

Namun Bhuwalia, desa tempat Kokila tinggal, menjadi salah satu kisah sukses program kesehatan yang diluncurkan pemerintahan PM Narendra Modi yang berkuasa sejak 2014.

Kini rumah-rumah di desa Bhuwalia memiliki toilet dengan teknologi khusus yang bisa menghemat penggunaan air di kawasan yang memang kerap dilanda kekeringan itu.

Di bawah skema yang dijalankan pemerintah India, setiap keluarga di desa mendapatkan bantuan dana 15.000 rupee atau sekitar Rp 3 juta untuk membangun toilet yang layak.

Bantuan ini amat berarti bagi keluarga petani semacam Kokila yang penghasilan bulanannya kurang dari 10.000 rupee atau kurang dari Rp 2 juta.

Baca juga: Diusulkan, Denda untuk Warga yang BAB Sembarangan

Lewat program ini, pemerintah India mengklaim sudah membangun 86 juta toitel di seluruh negeri berpenduduk 1,25 miliar jiwa itu sejak Oktober 2014.

Pemerintah juga menambahkan program itu diharapkan mengurangi warga yang buang hajat di tempat terbuka dari 550 juta pada 2014 menjadi hanya 150 juta orang tahun ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke