Harian Kompas, 17 Mei 1966, memberitakan, satelit cuaca terbesar yang pernah diluncurkan Amerika Serikat (AS), Nimbus 2 diorbitkan untuk melengkapi Nimbus I yang telah mengorbit terlebih dahulu.
Selain informasi cuaca, Nimbus 2 juga mengukur perimbangan panas bumi untuk pertama kalinya secara menyeluruh.
Pengukuran oleh Nimbus 2 bisa menentukan berapa radiasi matahari yang diisap muka bumi yang luasnya 530 juta kilometer persegi setiap harinya, serta berapa yang dipantulkan ke atmosfer.
Penggunaan satelit ini terus memberikan data operasional yang penting tentang kondisi Bumi. Para ilmuwan menggunakan data dari misi Nimbus untuk mempelajari sistem Bumi dan perubahan iklim.
Tujuh satelit Nimbus diluncurkan selama periode empat belas tahun sejak Nimbus pertama meluncur. Terakhir, Nimbus tujuh meluncur pada 24 Oktober 1978.