Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2018, 21:57 WIB
|

SANAA, KOMPAS.com - Sebuah rekaman video yang memperlihatkan detik-detik terakhir bus berisi puluhan anak-anak Yaman sebelum dihantam peluru kendali yang diduga dilepaskan pasukan Arab Saudi.

Setidaknya 40 anak-anak tewas dalam serangan yang terjadi pada Kamis (9/8/2018), ketika bus yang mereka tumpangi di sebuah pasar di Dahyan, provinsi Saada, Yaman dihantam bom.

Provinsi Saada, yang terletak di sisi utara Yaman, merupakan basis pertahanan pemberontak.

Baca juga: Serang Bus Berisi Anak-anak di Yaman, Saudi Diduga Pakai Bom AS

Dalam video itu terlihat anak-anak berusia enam hingga 11 tahun sedang bercanda dan tertawa serta bermain-main di dalam bus.

Bus itu seharusnya membawa mereka berjalan-jalan sekaligus menandai berakhirnya masa sekolah musim panas mereka.

Misil yang menghantam bus itu diduga kuat dilepaskan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi pemberontak Houthi pro-Iran di wilayah itu.

Serangan udara tersebut menewaskan 51 orang, termasuk 40 anak-anak, dan melukai setidaknya 79 orang. Di antara korban luka 56 orang adalah anak-anak.

"Mereka sangat senang dengan rencana jalan-jalan ini. Perjalanan ini yang menjadi bahan pembicaraan mereka selama beberapa hari," kata Yahya Hussein, sang guru kepada CNN.

"Beberapa hari lalu anak-anak ini masih berbicara, tertawa, bermain. Kini mereka sudah menjadi jenazah," tambah Yahya.

Di antara korban tewas, salah satunya adalah anak yang merekam perjalanan di dalam bus itu. Demikian CNN.

Di saat video ini muncul, ribuan orang pelayat berkumpul untuk memakamkan para korban di Dahyan, Senin (13/8/2018).

Mobil-mobil dengan logo Houthi menjadi pengangkut jenazah yang sudah dibalut kain kafan dari rumah sakit menuju ke sebuah lapangan untuk didoakan.

Selanjutnya mereka menuju ke pemakaman di mana deretan pusara sudah disiapkan sejak Jumat pekan lalu.

Warga membawa foto para korban tewas sementara para anggota pemberontak Houthi mencoba mengatur ribuan orang yang memadati pemakaman.

"Putra saya berada di pasar karena mendapatkan tugas keluarga saat serangan udara terjadi. Dia terkena serpihan logam dan tewas," kata Fares al-Razhi yang kehilangan putra berusia 14 tahun.

"Untuk putra saya, saya akan membalas dendam kepada (Raja) Salman dan Mohammed bin Zayed (Emir Uni Emirat Arab)," ujar Fares.

Negara-negara Teluk membentuk aliansi untuk mengintevensi Perang Yaman pada 2015 mencoba memulihkan kembali pemerintahan yang diakui dunia internasional.

Pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi itu digulingkan pemberontak Houthi pada 2014.

Baca juga: Koalisi Saudi akan Selidiki Serangan yang Tewaskan 29 Anak di Yaman

Serangan udara itu dikecam Sekjen PBB Antonio Guterres dan menyerukan digelarnya sebuah penyidikan independen.

Namun, pada Sabtu (11/8/2018) kantor berita SPA mengabarkan, perwakilan Arab Saudi di PBB sudah mengirimkan pesan kepada Guterres.

Pesan itu pada intinya mengatakan, operasi militer tersebut merupakan langkah yang sah dan hanya mengincar para pemimpin Houthi yang bertanggung jawab merekrut dan melatih anak-anak menjadi tentara.
 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com