Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Baru Berusia 25 Tahun, Pemuda Ini Menjadi Menteri di Kabinet Mahathir

Kompas.com - 02/07/2018, 19:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebab, bagi siapa saja yang memahami politik Malaysia, pasti memahami betapa hubungan yang terlalu dekat bisa menjadi racun di satu hari nanti.

Mampukah dia bertahan dari realitas pemerintahan? Apakah Saddiq memiliki kharisma yang cukup? Ditambah dengan gaya hidup yang cepat berubah dan siklus media sosial, apakah momen gemilang ini bisa bertahan?

Saddiq juga harus membuktikan telah memiliki kedewasaan dan kemampuan politik untuk sukses dalam pemerintahan Mahathir.

Baca juga: Netizen Tolak Niat Mahathir Mengembangkan Proyek Mobnas Baru

Terlebih lagi, terlepas dari peghormatan yang diberikan rakyat Malaysia terhadap Mahathir, ada perbedaaan nyata antara warga muda Malaysia dan Mahathir.

Perbedaan itu tak hanya terkait sejumlah isu klasik seperti kebebasan sipil dan tradisi sosial, tetapi juga masalah substansial seperti perekonomian Malaysia.

Di masa kampanye, sederet komentar kontroversial Mahathir yang menyebut banyak pemuda Malaysia yang ingin menjadi pengemudi Uber atau penjual nasi lemak, memicu perdebatan di banyak sektor.

Di sinilah Saddiq harus berperan. Dia harus mampu menjadi jembatan saat permasalahan dua generasi yang dalam hal usia terpaut amat jauh, muncul.

Pertanyaannya adalah mampukah dia? maukah dia?

Yang jelas, Saddiq kini menjadi perhatian rakyat Malaysia dan para politisi di seluruh Asia Tenggara.

Baca juga: Mahathir Yakin Malaysia Akan Sukses Jika Tiru Etika Kerja Warga Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com