HODEIDAH, KOMPAS.com - Kelompok pemberontak Yaman yang didukung Iran, Houthi, mengisyaratkan bakal menyerahkan pengelolaan pelabuhan Hodeidah yang saat ini dikuasai kepada PBB.
Kabar itu disampaikan salah satu sumber dekat Houti. Jika benar, maka hal ini akan menjadi pertanda baik di tengah konflik yang telah disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk.
Pasukan pro-pemerintah Yaman yang didukung koalisi Arab pimpinan Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah melancarkan serangan ke kota pelabuhan Hodeidah untuk mengusir keluar kelompok Houthi.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang mulai mengintervensi konflik di Yaman pada 2015, menjanjikan bakal menggelar operasi militer cepat untuk mengambil alih bandara dan pelabuhan tanpa memasuki pusat kota.
Baca juga: Pemerintah Yaman Segera Buka Kembali Bandara Hodeidah
Hal itu penting untuk meminimalkan jatuhnya korban, terutama dari pihak sipil, selain juga untuk menjaga aliran barang-barang kebutuhan pokok.
Pengambilalihan kembali bandara dan pelabuhan Hodeidah tersebut dilakukan demi memutus aliran sumber daya utama Houthi, termasuk aliran pendapatan dan juga pasokan material rudal.
Pasukan pro-pemerintah telah berhasil merebut bandara Hodeidah pada Selasa (19/6/2018) dan bermaksud segera membuka kembali.
Menurut sumber yang diberitakan Middle East Monitor, Houthi menunjukkan tanda-tanda akan menerima aturan dari PBB secara keseluruhan untuk manajemen dan inspeksi pelabuhan.
Disampaikan diplomat Barat, aturan tersebut meliputi pengawasan pemasukan dari pelabuhan dan memastikannya sampai ke bank sentral di Yaman.
Utusan PBB, Martin Griffiths telah mengunjungi Sanaa, ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi dan Jeddah, Arab Saudi, pada pekan ini untuk melakukan negosiasi dan menyampaikan proposal penyerahan kendali pelabuhan.
Pihak koalisi kini tengah mempelajari dan akan menginformasikan kepada PBB.
"Saudi telah menunjukkan sinyal positif akan proposal ini juga terhadap utusan PBB selama 24 jam terakhir."
"Begitu juga dengan (Uni) Emirat yang menunjukkan suara-suara positif walaupun untuk sampai pada kesepakatan membutuhkan sedikit waktu lagi," kata diplomat tersebut.
Baca juga: Pemberontak Houthi Bersumpah Rebut Kembali Bandara Hodeidah
Rencana penyerahan kendali pelabuhan tersebut masih membutuhkan persetujuan dari seluruh pihak terkait konflik dan tidak akan menghasilkan gencatan senjata dalam waktu dekat.
Dalam pernyataan sebelumnya, Kamis (21/6/2018), Griffiths mengaku mendapat dorongan dari keterlibatan yang membangun oleh kelompok Houthi dan akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Yaman yang diakui internasional, Abd Rabbuh Mansour Hadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.