BEIJING, KOMPAS.com - China telah beberapa kali menggelar latihan militer di sekitar wilayah Taiwan. Latihan tersebut diakui Beijing dimaksudkan sebagai peringatan langsung kepada pemerintahan pulau tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Kabinet, An Fengshan, Rabu (16/5/2018).
"Latihan ini adalah peringatan keras bagi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan kegiatan mereka."
"Latihan ini juga menunjukkan tekad dan kemampuan kami untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial," kata An saat konferensi pers rutin, seperti diberitakan SCMP.
Baca juga: Presiden Taiwan Bersedia Bahas Perdamaian dengan Pemimpin China
Ditambahkan An, latihan militer yang digelar menunjukkan bahwa China memiliki kemauan dan keyakinan penuh serta kemampuan yang memadai untuk menangkal segala upaya menuju kemerdekaan resmi Taiwan.
Beijing masih menganggap pulau Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya untuk dikendalikan, bahkan dengan paksa jika diperlukan.
Sebagai bekas koloni Jepang yang diserahkan ke China pada akhir Perang Dunia II, Taiwan yang terpisah dari daratan kini dikendalikan pemerintahan nasionalis yang melarikan diri setelah kalah dalam perang saudara pada 1949.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah lama menolak mengakui wilayahnya sebaga bagian dari China sejak terpilih pada 2016.
Pernyataan tegas itulah yang mendorong Beijing memutuskan hubungan dengan pemerintahannya, meningkatkan latihan militer dan isolasi diplomatiknya dengan Taiwan.
Melalui media pemerintah, China juga terus mempublikasikan misi oleh jet tempur, pembom maupun pesawat pengintai mengitari wilayah Taiwan.
Baca juga: China Luncurkan Pesawat Pengebom dan Jet Tempur di Sekitar Taiwan
China pada bulan lalu telah menggelar latihan militer di Selat Taiwan dan berulang kali mengirim kapal induknya melalui jalur perairan sepanjang 160 kilometer tersebut.
Terlepas dari ancaman oleh Beijing dan hubungan ekonomi yang kuat antara kedua belah pihak, sejumlah survei yang dilakukan menunjukkan hanya sedikit warga Taiwan yang mendukung penyatuan politik dengan China yang dikuasai Partai Komunis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.