Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Louis Braille, Bocah Pencipta Huruf bagi Tunanetra

Kompas.com - 10/05/2018, 20:31 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOMPAS.com - Bagaimana jika huruf braille tidak pernah ditemukan? Apakah penyandang tunanetra tetap bisa membaca seperti orang yang memiliki penglihatan normal?

Kita tidak pernah tahu jawabannya, tapi yang pasti huruf Braille menjadi salah satu penemuan paling bermanfaat bagi tunanetra.

Dengan menyederhanakan kombinasi dua belas titik dari kode yang digunakan pasukan tentara, Braille memudahkan metode tersebut menjadi enam titik.

Huruf Braille memungkinkan tunanetra dapat membaca dan menulis. Sistemnya diterima secara global bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan.

Kelahiran dan buta usia 5 tahun

Louis Braille lahir pada 4 Januari 1809 di Coupvray, Perancis. Dia merupakan anak keempat dari Simon-Rene Braille dan Monique Braille.

Ayah Braille seorang pembuat pelana dan berbagai perlengkapan berkaitan dengan pacu kuda.

Ketika berusia tiga tahun, mata Braille kecil tertusuk jarum yang dipakai untuk membuat lubang pada bahan kulit. Kedua matanya infeksi.

Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Coco Chanel, Anak Panti Asuhan Berubah Jadi Ikon Mode

Pada usia lima tahun, dia benar-benar kehilangan dua indra penglihatnya.

Orangtua Braille tak menyerah. Mereka tetap ingin mendidik anak mereka di sekolah dan Braille menjadi siswa yang penuh perhatian.

Ketika berusia 10 tahun, dia menerima beasiswa masuk ke Institut Nasional untuk Kaum Muda Tunanetra di paris.

Institut Nasional didirikan oleh Valentin Hauy, khusus bagi pelajar tunanetra. Di sekolah, Louis belajar keterampilan akademik dan kejuruan.

American Foundation for the Blind menulis, sebagian besar guru Institut Nasional hanya berbicara kepada para murid. Sementara, perpustakaan memiliki 14 buku besar dengan huruf timbul yang sangat sulit dibaca.

Tapi Braille tidak sabaran.

Enam titik

Ilustrasi braille.shutterstock Ilustrasi braille.
Pada 1821, seorang mantan tentara bernama Charles Barbier mengunjungi sekolah. Dia membagikan penemuannya yang disebut "night writing".

Metode itu terdiri atas kode 12 titik timbul sehingga memungkinkan tentara berbagi informasi rahasia di medan perang tanpa harus berbicara.

Sayangnya, kode itu terlalu sulit untuk prajurit, tetapi tidak untuk Braille yang berusia 12 tahun.

Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Raja Kamehameha I, Pemersatu Kepulauan Hawaii

Braille memangkas 12 titik timbul karya Barbier menjadi enam titik yang disentuh jari.

Sistemnya memiliki enam titik timbul, dengan tiga titik berbaris ke bawah di masing-masing dua kolom. Dengan berbagai kombinasi titik, simbol itu menjadi huruf dan tanda baca yang berbeda, secara total Braille menghasilkan 64 simbol.

Pada usia 15 tahun, dia menerbitkan buku braille pertama. Kemudian pada 1837, dia menambahkan simbol untuk matematika dan musik.

Kontroversial dan kematian

Dia menjadi guru magang di Institut Nasional pada usia 19 tahun. Namun, sistem Braille justru terbukti kontroversial di institut tersebut.

Empat tahun setelah ditetapkan sebagai guru pada usia 24 tahun, sekolah itu menerbitkan buku pertama dalam huruf braille.

Kepala sekolah Alexandre Francois-Rene Pignier mendukung penggunaan huruf braille.

Namun pada 1840, ketika Pierre-Armand Dufau menjabat kepala sekolah, dia melarang huruf tersebut.

Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Leif Eriksson, Orang Eropa Pertama Capai Amerika Utara

Meski tuberkulosis memaksa Braille pensiun dari mengajar pada 1850, metode enam titik timbul yang dibuatnya sedang dalam perjalanan untuk dapat diterima secara luas.

Braille meninggal karena penyakitnya pada 6 Januari 1852 di Paris, Perancis, di usia 43 tahun.

Satu abad setelah kematiannya, jasad Braille yang awalnya dikubur di tempat kelahirannya, dipindahkan ke Paris untuk dimakamkan di Pantheon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com