Kehilangan anak
Isadora pernah bersumpah tidak ingin menikah. Tapi dia memiliki seorang putri bernama Deirde. Ayah biologis Deirde merupakan perancang panggung terkenal, Edward Gordon Draig.
Meski hubungan cintanya dengan Edward berakhir dalam beberapa tahun, mereka tetap menjadi teman seumur hidup.
Anak kedua Isadora bernama Patrick, hasil hubungannya dengan seorang anak pengusaha mesin jahit terkemuka, Paris Singer.
Paris menjadi penyokong Isadora untuk mendirikan sekolah tari kedua di Bellevue, sebelum Perang Dunia I pecah.
Namun, Isadora harus menelan pil pahit ketika Deirde dan Patrick tewas tenggelam bersama pengasuh mereka. Mobil yang membawa mereka tergelincir ke sungai Seine pada 1913.
Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Johann Sebastian Bach
Isadora sangat terpukul. Dia bangkit dengan menciptakan tarian Mother and Marche Funebre, untuk mengungkapkan rasa kehilangan dan berdukanya dengan cara yang universal.
Perlahan, dia memutuskan pindah ke Italia dan menghabiskan waktu bersama temannya Eleanora Duse, dan mulai mengerjakan koreografi dengan iringan Simfoni No.9 Schubert dan Simfoni No.6 Tchaikovsky.
Antara 1916 hingga 1920, dia tampil solo dan melakukan tur di Eropa dan Amerika, termasuk satu kunjungan ke Amerika Selatan.
Pada 1921, dia pergi ke Moskwa dan bersemangat untuk mendirikan sekolah tari. Isadora bertemu dengan Sergey Aleksandrovich Yesenin, seorang penyair yang lebih muda 17 tahun darinya.
Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Paul von Lettow-Vorbeck
Dilabeli sebagai agen Bolshevik, dia meninggalkan negara asalnya dengan mengucapkan salam yang menyakitkan.
"Selamat tinggal Amerika, saya tidak akan melihatmu lagi," katanya.
Selama di Eropa, hubungan keduanya diliputi berbagai persoalan yang membuat mental Sergey terguncang. Dia kembali ke Uni Soviet pada 1925 dan bunuh diri.
Kematian tragis
Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, Isadora hidup dalam kesedihan. Dia tinggal di Nice, Perancis. Kematian Isadora sama dramatisnya dengan hidupnya.
Pada 14 September 1927, dia bertemu dengan pengemudi muda dan mengajaknya untuk berkeliling kota bersama dengan teman-temannya.
Dengan mobil sport Bugatti yang terbuka, dia justru mengucapkan selamat tinggal.
"Adieu, mes amis, je vais a la glorie," katanya, yang berarti "Selamat tinggal teman-temanku, saya akan pergi menuju kemuliaan".
Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Tupac Amaru II
Beberapa saat kemudian, selendang di lehernya terlilit roda belakang mobil dan mematahkan lehernya seketika.
Setelah kematiannya, Isadora terus mengilhami seniman kontemporer di seluruh dunia.
Ada lebih dari 40 buku tentang Isadora, begitu pula banyak gambar, lukisan, pahatan, dua film, belasan film dokumenter televisi, dan beberapa drama serta puisi yang mengisahkan hidupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.