Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Johann Sebastian Bach

Kompas.com - 21/03/2018, 18:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Johann Sebastian Bach. Nama yang disebut sebagai salah satu komposer musik klasik terhebat sepanjang masa.

Hidup pada masa Baroque, Bach menghasilkan beberapa karya. Antara lain Air on G String, Brandenburg Concertos, maupun Toccata and Fugue in D Minor.

Bach dikenal sebagai ahli terutama dalam musik Kontrapung (Counterpoint), Harmoni, dan Motif, serta mengkomposisi ratusan cantata, baik sakral maupun sekuler.

Selain itu, kelebihan lain Bach adalah dia mampu membuat komposisi dengan modulasi, atau menaikkan dan menurunkan kord dasar.

Pada 1950, musikolog Wolfgang Schmieder menerbitkan katalog komposisi Bach atau Bach Werke Verzeichnis (BWV) mulai dari nomor satu, hingga 1080.

Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Tupac Amaru II

1. Masa Kecil
Dilahirkan di Eisenach, Thuringia, Jerman pada 1685, terdapat dua versi tanggal lahir Johann Sebastian Bach.

Merujuk kepada kalender lama yang dipopulerkan oleh Julius Caesar pada 46 Sebelum Masehi, Bach lahir pada tanggal 21 Maret.

Namun, jika merujuk kepada Penanggalan Gregorian yang diperkenalkan Paus Gregorius XIII, tanggal lahir Bach maju 10 hari, atau 31 Maret.

Bach lahir dari keluarga pemusik. Sang ayah, Johann Ambrosius Bach, bekerja sebagai direktur musik di Eisenach, dan semua pamannya merupakan pemusik profesional.

Dilansir dari situs Biography, Bach kecil diajari oleh ayahnya bermain Biola dan Harpsichord.

Adapun kakak tertuanya, Johann Christoph Bach, mengajarinya Clavichord, dan memperkenalkannya dengan musik kontemporer.

Pada 1694 ibu Bach, Maria Elisabeth Laemmerhirt meninggal dunia, dan Johann Ambrosius Bach menyusul istrinya delapan bulan kemudian.

Bach yang berusia 10 tahun kemudian tinggal bersama Christoph Bach di Ohrdruf, Saxe-Gotha-Altenburg di mana sang kakak menjadi organis di sana.

Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Paul von Lettow-Vorbeck

Di sana, Bach mulai belajar segala jenis musik. Christoph juga mengenalkannya kepada komposer Jerman Selatan seperti Johann Pachelbel, maupun Utara seperti Johann Jakob Froberger.

Selain musik, Bach juga mempelajari teologi, bahasa Latin, Perancis, Yunani, dan Italia di sebuah sekolah lokal di Ohrdruf.

3 April 1700, Bach dan teman sekolahnya Georg Erdmann diterima bersekolah di sekolah prestisius Santo Michael di Lueneburg.

Selama dua tahun bersekolah di Lueneburg, Bach mendapat akses ke Gereja Santo Yohanes sehingga bisa memainkan organ mereka yang dikenal berkualitas.

Segera saja, bakat Bach mendapat pengakuan dari gurunya, Georg Boehm, dan berkesempatan pergi ke Hamburg untuk melihat permainan organis terbaik Jerman Utara, Johann Adam Reincken.

George Stauffer pada 2005 menuliskan, sebuah tablatur (partitur yang menyerupai jari alih-alih not) yang ditulis Bach saat remaja menunjukkan dia adalah sosok yang berkomitmen akan karyanya.

Baca juga : Alunan Bach dari Iskandar Widjaja

2. Awal Karir
Pada Januari 1703, setelah lulus dari Santo Michael, Bach diterima untuk bekerja sebagai musisi kamar di kapel Adipati Johann Ernst III di Weimar.

Selama tujuh bulan bekerja di Weimar, reputasinya sebagai pemain keyboard membuat Bach diundang untuk memeriksa organ baru, sekaligus memberi resital di Gereja Baru (sekarang Gereja Bach) Arnstadt.

Pada Agustus 1703, Bach menjadi organis di Arnstadt, dan bertanggung jawab menyediakan lagu untuk layanan misa, atau kegiatan yang melibatkan musik.

Dengan tugasnya yang terbilang ringan, gaji yang cukup besar, dan organ baru, Bach bisa leluasa membuat lagu.

Meski termasuk pegawai yang cakap, Bach mulai terlibat masalah dengan otoritas setempat.

Sebagai remaja, Bach sering dilanda sikap arogan, dan sering merasa tidak puas dengan standar para penyanyi di paduan suara.

Baca juga : Zayn Malik Siap Rilis Biografi

Suatu ketika, Bach pernah berteriak kepada paduan suaranya dengan memanggil mereka Zippel Fagottist (penyanyi dengan suara amat sumbang).

Makian itu membuat salah satu muridnya, Geyersbach tidak terima. Malam hari, dia mengambil tongkat, dan memukuli Bach.

Bach kemudian melapor kepada polisi setempat. Memang, Geyerbach hanya dikenal tuduhan ringan.

Namun di sisi lain, Bach juga mendapat teguran bahwa dia harus lebih lembut lagi dalam mengajari murid-muridnya.

Teguran tersebut membuat Bach tidak terima, dia kemudian memilih kabur pada 1705. Mendapat jatah cuti empat pekan, dia malah pergi selama empat bulan.

Selama masa "pengasingan", Bach mengunjungi musisi bernama Dieterich Buxtehude di kota bernama Luebeck, sejauh 450 kilometer yang kabarnya dia tempuh berjalan kaki.

Di 1706, Bach melamar untuk menjadi organis di Gereja Blasius di Muehlhausen. Sebagai bagian dari lamarannya dia menulis sebuah cantata yang ditampilan saat Paskah 24 April 1707.

Di sana, dia menikahi Maria Barbara Bach yang masih terhitung sebagai saudara sepupunya.

Lamaran Bach diterima, dan dia pun bekerja sejak Juli 1707. Namun, di sana keadaan nyatanya tidak berpihak bagi Bach.

Dia dikabarkan sering bersitegang dengan pastor di sana karena menampilkan musik yang rumit, sementara sang pastor percaya bahwa musik gereja harus lebih sederhana.

Tidak berarti Bach tidak menorehkan karya di Muehlhausen. Selama di Gereja Blasius, Bach menuliskan cantata bernama Gottes Zeit ist die allerbeste Zeit atau Actus Tragicus.

Baca juga : Dua Musisi Kelas Dunia Bakal Tampil di Konser Musik Klasik Kota Ambon

3. Bekerja bagi Kalangan Bangsawan
Setelah bekerja selama setahun di Muehlhausen, pada 1708 Bach kembali ke Weimar, dan bekerja bagi Adipati Wilhelm Ernst.

Selama di Weimar, Bach mulai menggapi puncak kejayaan dalam karirnya dengan menciptakan sejumlah komposisi termashyur sepanjang masa.

Di antaranya, dia menulis Toccata and Fugue in D Minor, cantata Herz und Mund und Tat. Salah satu bagian dari cantata itu adalah Jesu, Joy of Man's Desiring.

Selain itu, Bach mulai tertarik dengan musik klasik Italia setelah mempelajari karya komposer seperti Antonio Vivaldi, Arcangelo Corelli, dan Giuseppe Torelli.

Pada musim semi 1714, Bach diangkat sebagai Konzertmeister, sebuah jabatan prestisius di mana secara bulanan, dia bakal menampilkan cantata di gereja istana.

Setelah sembilan tahun bekerja di Weimar, Bach mulai jenuh sehingga menerima tawaran Pangeran Leopold dari Anhalt-Koethen.

Baca juga : Jonathan Kuo Pianis Musik Klasik Asal Indonesia

Adipati Wilhelm Ernst nampaknya tidak ingin melepas Bach, dan memutuskan untuk memenjarakannya selama satu bulan.

Dia baru dibebaskan pada 2 Desember 1717, dan diizinkan untuk pergi ke Koethen guna bertemu Pangeran Leopold.

Pangeran yang juga merupakan musisi itu memuji bakat Bach, dan mempekerjakannya sebagai Kapellmeister (Direktur Musik), menggajinya layak, serta membebaskannya untuk mengomposisi musik.

Karena Pangeran Leopold merupakan Calvinist, sangat mungkin karya-karya Bach pada masa jabatannya di Koethen bernuansa sekuler.

Bach membuat beberapa komposisi. Antara lain Brandenburg Concertos sebagai bentuk penghormatan terhadap Adipati Brandenburg.

Ketika Bach sedang bersama Leopold di Carlsbad pada 7 Juli 1720, Maria Barbara Bach meninggal. Kemudian, Bach bertemu dengan Anna Magdalena Wilcke.

Mereka menikah 3 Desember 1721, dan mempunyai 13 anak, dengan enam di antaranya berhasil mencapai usia dewasa.

4. Pindah ke Leipzig
Pada 1723, setelah mengikuti seleksi, Bach diterima bekerja di Gereja Santo Thomas, dan menjabat sebagai Thomaskantor, atau pemimpin pujian Gereja Santo Thomas.

Sebagai pemimpin pujian, dia bertanggung jawab menyediakan musik bagi empat gereja. Yakni Santo Nikolas, Gereja Baru, Santo Thomas, dan Santo Petrus.

Di sini, Bach menghabiskan 27 tahun untuk berkarya hingga dia meninggal dunia untuk menciptakan berbagai komposisi.

Karena setiap pekan musik baru harus selalu disuguhkan, Bach kemudian menulis cantata, antara lain "Oratorio Natal".

Di Leipzig, Bach menciptakan karya antara lain Passions According to St. Matthew, dan mahakarya Mass in B Minor di masa tuanya.

Baca juga : Di Dalam Inkubator, Lima Bayi Kembar Ditemani Musik Klasik

5. Akhir Hidupnya
Pada 1740, Bach mulai merasakan gangguan di penglihatannya. Meski begitu, dia tetap bekerja dan bepergian.

Bahkan pada 1747, Bach masih sempat mengunjungi Raja Prussia, Frederick yang Agung, dan memainkan komposisi baru bagi sang raja.

Bach menyempurnakan komposisi yang baru dia ciptakan di depan Frederick sekembalinya ke Leipzig, dan memberikan judul Musical Offering.

Dua tahun berselang, Bach membuat komposisi baru berjudul The Art of Fugue. Namun, hingga akhir hayatnya, dia tidak berhasil menyelesaikan musik tersebut, sama seperti Mass in B Minor.

Bach sempat menjalani operasi untuk mengobati masalah penglihatannya. Namun, operasinya malah membuatnya buta. Bach meninggal di 28 Juli 1750 karena menderita stroke.

Baca juga : Beijing Setel Musik Klasik di Stasiun KA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com