Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Tangkal Terorisme dengan Ajak Pelaku Diskusi dan "Hidup Mewah"

Kompas.com - 30/11/2017, 12:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com - Lazimnya, menangkal terorisme dilakukan dengan menangkap pelaku penyebar ajaran sesat, maupun edukasi di lembaga pendidikan maupun keagamaan.

Namun, Arab Saudi mempunyai pendekatan unik untuk membendung munculnya teroris-teroris baru.

Caranya, dengan mengajak individu yang dianggap teroris untuk berdiskusi, dan merasakan "kehidupan mewah".

Sejak 2004, Saudi mendirikan Pusat Perawatan dan Konseling Mohammed bin Nayef.

Fasilitas tersebut sengaja didesain untuk menghilangkan paham sesat pada individu yang diduga sebagai teroris.

Dilansir Daily Mail Rabu (29/11/2017), pusat konseling Mohammed bin Nayef mempunyai kolam renang dengan standar internasional, kasur king-size, ruang komputer, dan pusat kebugaran dengan alat-alat terbaik.

Baca juga : Pembebasan Pangeran Senior Saudi Bernilai Rp 13,5 Triliun?

Selain itu, pusat perawatan tersebut juga dilengkapi dengan psikolog maupun ulama yang memiliki kemampuan mumpuni.

Direktur pusat konseling Mohammed bin Nayef, Yahya Abu Maghayed berkata, pusat rehabilitas itu menampung sekitar 3.300 terduga teroris.

Kebanyakan merupakan orang-orang yang dianggap mempunyai jaringan dengan Al-Qaeda serta Taliban.

Selain itu, terdapat juga mantan napi dari Teluk Guantanamo.

"Fokus kami adalah membenahi pemikiran, miskonsepsi, dan penyimpangan mereka akan agama," kata Maghayed.

Ruang komputer di Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Mohammed bin Nayef.FAYEZ NURELDINE/AFP Ruang komputer di Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Mohammed bin Nayef.

Selama berada di pusat konseling, para terduga teroris bakal sering diskusi, dan menerima motivasi yang membuat mereka bersedia untuk kembali ke jalan yang lurus.

"Kami memotivasi mereka bahwa mereka adalah orang normal, dan masih berkesempatan kembali ke masyarakat," papar Maghayed.

Pakar konseling yang ada di pusat konseling itu, Ali al-Afnan menyatakan, pihaknya menggunakan diskusi dan tatap muka sebagai senjata utama.

Selain itu, mereka mendapat perlakuan mewah agar terduga teroris itu bahagia.

"Sebab, hanya ideologi yang bisa mengalahkan ideologi," ucap Afnan.

Selain itu, penghuni pusat konseling juga diminta menggambar apapun untuk mengekspresikan perasaan mereka.

Dari situ, baru psikolog bisa menentukan metode apa yang tepat untuk mendekati mereka.

Maghayed melanjutkan, metode yang dipakai pusat konseling Mohammed bin Nayef menorehkan tingkat kesuksesan cukup tinggi.

Baca Juga: Putra Mahkota Saudi Serukan Penyapuan Bersih Teroris di Muka Bumi

"86 persen dari terduga teroris yang datang ke sini memutuskan untuk tidak mengulangi perbuatan mereka," klaim Maghayed.

Adapun bagi mereka yang ternyata masih menginginkan menjadi teroris, maka orang itu bakal diserahkan kepada hukum yang berlaku.

Pakar terorisme dari Universitas Georgia, John Horgan mengapresiasi pendekatan yang dilakukan pusat konseling Mohammed bin Nayef.

Namun, dia berkata sejauh ini belum ada bukti nyata bahwa si terduga teroris benar-benar tidak akan kembali ke jalan hitam itu.

"Tanpa transparansi dari partisipan, mustahil mengetahui nilai sesungguhnya dari program ini," beber Horgan.

Kantor berita AFP, seperti dilansir Daily Mail, pernah mencoba untuk mewawancarai dua penghuni pusat konseling di pusat kebugaran. Namun, mereka menolak untuk berkomentar.

Baca juga : Serangan Tentara Mesir Tewaskan 11 Tersangka Teroris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com