TEHERAN, KOMPAS.com - Lebih dari 10.000 warga Iran menghabiskan dua malam di ruang terbuka dengan suhu dingin, setelah gempa berkekuatan 7,3 SR mengguncang perbatasan Irak-Iran pada Minggu (12/11/2017) malam.
Gempa yang menewaskan lebih dari 445 orang itu, membuat korban selamat lainnya memilih untuk meninggalkan rumahnya. Di sisi lain, pemerintah juga sedang berjuang untuk mengirimkan bantuan ke zona gempa di tengah dinginnya udara.
Dilansir dari AFP, Selasa (14/11/2017), Komandan Garda Revolusi Iran, Jenderal Mohammad Ali Jafari mengatakan, kebutuhan mendesak yang diperlukan masyarakat antara lain tenda, air, dan makanan.
"Bangunan baru dapat bertahan, tapi rumah-rumah tua telah hancur total," katanya.
Baca juga : Gempa Iran-Irak: Jumlah Korban Tewas Tembus 445 dan 7.000 Luka-luka
Pemerintah sedang mendirikan tenda bantuan untuk pengungsi sebanyak 22.00 tenda. Selain itu, 52.000 selimut dan makanan serta air telah didistribusikan ke pengungsi.
Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan sebanyak 30 tim palang merah telah dikirim ke lokais bencana.
Ratusan ambulans dan puluhan helikopter telah disiapkan untuk melakukan misi evakuasi.
Pada Senin (13/11/2017) malam waktu setempat, jalan di provinsi Kermanshah, Irak telah dibuka, meskipun kota paling parah terkena dampak gempa, Sarpol-e Zahab tidak dialiri listrik.
Sedikitnya, terdapat 280 orang tewas akibat gempa di kota tersebut.
Baca juga : Tim Penyelamat Iran Selamatkan Ibu dan Bayi Korban Gempa 7,3 Skala Richter
Secara total, kantor berita semi-pemerintah, Tasnim, melaporkan sebanyak lebih dari 445 orang tewas dan 7.370 orang lainnya luka-luka di Iran, setelah gempa mengguncang wilayah itu.
Sebelumnya, pada 1990, gempa berskala 7,4 SR pernah menghancurkan sebelah utara Iran dan menewaskan 40.000 orang.
13 tahun kemudian, gempa sahsyat meratakan kota Bam, Iran. Setidaknya 31.000 orang tewas dalam peristiwa itu.
Pada 2005, gempa di Iran juga telah menewaskan lebih dari 600 orang. Pada 2012, dua gempa melanda barat laut Iran dan menewaskan 200 orang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.