Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 "Hal Bodoh" yang Pernah Dilakukan Sejumlah Negara di Dunia

Kompas.com - 27/10/2017, 08:53 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Untuk melindungi warganya dari serangan musuh, dia menyewa tentara bayaran dari bangsa Saxon atau Jerman dahulu kala.

Dia juga memperbolehkan pemimpin perang Jerman untuk menempatkan rakyatnya di sebuah pulau sebagai imbalan atas bantuannya.

Para panglima perang itu justru memanipulasi raja untuk bisa mendapatkan banyak lahan, hingga akhirnya menguasai daerah Inggris kuno sebelah utara.

Baca: Paus Fransiskus Melawat Myanmar di Tengah Guncangan Krisis Rohingya

3. Krisis 9 Myanmar

Mantan Presiden Myanmar, Ne Win, memiliki sebuah angka favorit. Tentu saja kita semua memilikinya, bukan? Namun, kita harus sedikit serius mengenai hal ini.

Pada 1987, dia memerintahkan untuk melakukan penarikan beberapa uang dengan denominasi besar.

Ne Win hanya memperbolehkan peredaran uang dengan nilai 45 kyat dan 90 kyat. Tentu saja, kedua angka itu berhubungan dengan angka favoritnya, yaitu 9.

Lalu, apa yang terjadi? Orang yang sudah menyimpan uang versi lama dalam jumlah besar kehilangan tabungannya. Ekonomi Myanmar makin terpuruk.

4. Pelarangan Ekspor Kapas

Sebanyak 11 negara bagian di wilayay selatan ingin melepaskan diri dari Amerika Serikat, dan bergabung di bawah bendera Konfederasi sehingga memicu perang saudara pada 1861.

Wilayah selatan itu merupakan jantung perekonomian berbasis pertanian dengan kapas sebagai komoditas utama.

Konfederasi memaksa pengakuan diplomatik dari kekuatan Eropa dengan melarang pengiriman ekspor kapas ke sana.

Kemudian, ekonomi justru goyah dan menyusut seperti jaket berbahan kashmir yang ciut saat dicuci air panas.

Baca: 5 Teknologi Militer yang Diciptakan di Masa Perang Dunia I

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com