Salin Artikel

5 "Hal Bodoh" yang Pernah Dilakukan Sejumlah Negara di Dunia

Sangat sulit bagi Bloomberg untuk membayangkan kenapa orang-orang menyumbangkan suara melawan sistem perdagangan yang sudah bekerja sempurna dan menghasilkan uang amat besar.

"Saya pikir itu salah satu hal terbodoh yang pernah dilakukan sebuah negara, selain terpilihnya Trump," kata dia, seperti yang tertulis di The Guardian.

Ternyata tak hanya itu. Tercatat ada tidakan-tindakan "bodoh" yang pernah dilakukan sebuah banyak negara, baik di era modern maupun kuno.

Baca: Foto Ruki Ditempel di Kuda Troya Simbol Penyusup ke KPK

Laman The Guardian, pada Rabu (25/20/2017), menuliskan lima tindakan "bodoh" yang pernah terjadi dalam sebuah negara atau pemerintahan.

1. Kuda Troya

Sebuah wilayah di Asia Barat kuno, terdapat sebuah kota dengan peradaban maju dan bentangan alam yang cantik bernama Kota Troya.

Yunani berusaha merebut kawasan itu selama 10 tahun. Wilayah yang dipimpin oleh Deifobos itu harus menerima kekalahan dari Yunani hanya karena patung kuda besar.

Bagaimana bisa hal tersebut terjadi? Ternyata, pihak Yunani membuat patung kuda besar dan memasukkan prajurit ke dalamnya.

Orang Yunani berpura-pura meninggalkan wilayah itu dan mengirimkan utusan untuk meyakinkan penduduk Troya bahwa Yunani telah pergi karena menyerah.

Lantas, penduduk Troya mengambil patung kuda kayu itu sebagai lambang kemenangan.

Saat malam tiba, pasukan Yunani keluar dari patung kuda untuk menyerbu kota itu. Seketika, Troya berhasil dikuasai Yunani.

2. Prajurit Upahan Raja Vortigern

Pada abad ke-5, Raja Vortigern menguasai daratan Inggris kuno dengan sebuah masalah.

Untuk melindungi warganya dari serangan musuh, dia menyewa tentara bayaran dari bangsa Saxon atau Jerman dahulu kala.

Dia juga memperbolehkan pemimpin perang Jerman untuk menempatkan rakyatnya di sebuah pulau sebagai imbalan atas bantuannya.

Para panglima perang itu justru memanipulasi raja untuk bisa mendapatkan banyak lahan, hingga akhirnya menguasai daerah Inggris kuno sebelah utara.

Baca: Paus Fransiskus Melawat Myanmar di Tengah Guncangan Krisis Rohingya

3. Krisis 9 Myanmar

Mantan Presiden Myanmar, Ne Win, memiliki sebuah angka favorit. Tentu saja kita semua memilikinya, bukan? Namun, kita harus sedikit serius mengenai hal ini.

Pada 1987, dia memerintahkan untuk melakukan penarikan beberapa uang dengan denominasi besar.

Ne Win hanya memperbolehkan peredaran uang dengan nilai 45 kyat dan 90 kyat. Tentu saja, kedua angka itu berhubungan dengan angka favoritnya, yaitu 9.

Lalu, apa yang terjadi? Orang yang sudah menyimpan uang versi lama dalam jumlah besar kehilangan tabungannya. Ekonomi Myanmar makin terpuruk.

4. Pelarangan Ekspor Kapas

Sebanyak 11 negara bagian di wilayay selatan ingin melepaskan diri dari Amerika Serikat, dan bergabung di bawah bendera Konfederasi sehingga memicu perang saudara pada 1861.

Wilayah selatan itu merupakan jantung perekonomian berbasis pertanian dengan kapas sebagai komoditas utama.

Konfederasi memaksa pengakuan diplomatik dari kekuatan Eropa dengan melarang pengiriman ekspor kapas ke sana.

Kemudian, ekonomi justru goyah dan menyusut seperti jaket berbahan kashmir yang ciut saat dicuci air panas.

Baca: 5 Teknologi Militer yang Diciptakan di Masa Perang Dunia I

5.Garis Maginot

Setidaknya dibutuhkan setengah dari total bujet pertahanan Perancis untuk membangun benteng di perbatasan Jerman setelah Perang Dunia I.

Benteng yang terdiri dari pos meriam dan penghalang digunakan untuk menjaga wilayah Perancis dari invasi Jerman atau Italia.

Namun, ada titik terlemah Garis Maginot yang terletak di perbatasan Perancis dan Belgia itu. Dari situlah Jerman memasuki Perancis dan menaklukannya pada 1942.

Strategi ini dianggap sebagai salah satu kesalahan militer sepanjang masa.

https://internasional.kompas.com/read/2017/10/27/08534481/5-hal-bodoh-yang-pernah-dilakukan-sejumlah-negara-di-dunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke