Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarjana Psikologi Jadi Pekerja Seks, Kini Risau Soal Pendapatan Turun

Kompas.com - 13/09/2017, 10:22 WIB

"Saya punya Nomor Wajib Pajak (ABN), saya membayar pajak sama seperti orang lain, dan saya memperlakukannya seperti bisnis."

Charley menjalani empat shift seminggu di rumah bordil Brisbane dan kemudian melakukan pekerjaan privat, di mana ia biasanya pergi ke rumah klien.

Baca: Partai Seks Kembali ke Kancah Politik Australia

Ia lebih suka hanya bekerja di rumah pelacuran tapi membutuhkan pekerjaan privat untuk menambah penghasilannya.

"Apakah saya ingin bekerja secara eksklusif di rumah pelacuran? Tentu, karena lebih aman," sebutnya sambil mengakui bahwa ia mendapatkan jauh lebih sedikit di rumah pelacuran.

"Saya menagih 150 dollar (atau setara Rp 1,5 juta) untuk layanan setengah jam. Di rumah bordil, saya mengenakan biaya yang sama, tapi bedanya di rumah bordil saya mendapatkan 55 persen."

Lebih dari sekedar pijat

Meskipun demikian, Charley ingin agar pemerintah setempat berbuat lebih banyak untuk mengatasi industri tempat pijat ilegal. "Yang dilakukan (pemerintah) belum cukup," katanya.

"Pemerintah sudah mulai melakukan sesuatu -mereka menarik visa pekerja terampil 457 mengingat para perempuan itu masuk dengan menyamar sebagai terapis pijat."

Ia mengatakan, para terapis pijat mengiklankan pijat antara  65 dan  90 dollar (atau setara Rp 650.000-900.000), namun menawarkan lebih dari sekedar pijat punggung sederhana.

Charley mengatakan, “Bukti dari efek yang mereka hadapi jelas terlihat saat Anda melihat apa yang terjadi setelah panti pijat ilegal ditutup di Townsville, Queensland.”

"Sebagai hasil dari penuntutan itu, rumah bordil legal mengalami kenaikan bisnis sebesar 70 persen," sebutnya.

Charley kini khawatir karir barunya tidak akan bertahan lama. "Saya khawatir tentang hal itu setiap hari," ungkapnya.

Baca: Hadapi Pemilu, Partai Seks Australia Berkoalisi dengan Partai Ganja

"Saya suka bekerja dalam keamanan industri rumah bordil. Saya suka bahwa kami dites kesehatan setiap tiga bulan dan satu-satunya layanan kami adalah layanan yang aman.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com