Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses KitKat di Jepang, dari Rasa Sake hingga Rasa Obat Batuk

Kompas.com - 06/09/2017, 11:57 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

Seperti dikutip dari AFP, capaian itu menjadikan Jepang sebagai pasar dengan pertumbuhan terbesar di atas Inggris. Sekalipun, masih kalah dari sisi volume penjualan.

Sebagai tanda kesuksesan itu, sebuah lokasi produksi baru KitKat dibuka bulan lalu di wilayah barat Kobe.

Mengapa sukses terjadi di Jepang?

Salah satu alasannya, menurut Cedric Lacroix, managing executive officer Nestle Jepang, adalah konsumen Jepang menghargai beragam rasa yang ditawarkan.

"Pasar cokelat di Jepang benar-benar didorong oleh inovasi," kata Lacroix.

"Sepertiga produk diperbarui setiap tahun," sambung dia.

"Konsumen ingin melihat hal baru, mencicipi produk baru, meski mereka tetap selalu membeli cita rasa favorit mereka."

Ada lebih dari 20 versi baru KitKat yang diluncurkan di pasar Jepang setiap tahun, setelah proses berbulan-bulan dalam penyempurnaan citarasa.

Selain itu, Nestle pun memanfaatkan sifat "mistis" masyarakat Jepang.

"KitKat telah menjadi semacam pesona keberuntungan di mana orang Jepang menjadi terikat secara emosional," kata Lacroix.

Nama itu mengingatkan orang akan frase Jepang "kitto katsu", yang berarti "pasti menang".

Maka tak heran jika kini menjadi kebiasaan umum untuk memberi KitKat kepada teman atau kerabat, sebelum ujian atau menjalani acara penting.

Memanfaatkan kondisi tersebut, Kitkat pun mendapatkan keuntungan dengan menawarkan kesempatan bagi pelanggan meracik cokelat sendiri. Bahkan, hingga menuliskan pesan pada bar cokelat tersebut.

Di luar pasar lokal, kudapan ini menyasar para turis. Apa lagi, menjelang perhelatan akbar dengan prediksi 40 juta pengunjung asing pada 2020, saat Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade.

Pelancong pun akan semakin antusias untuk membawa pulang kudapan dengan beragam rasa aneh ke kampung halaman mereka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com