Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja China Tewas di Pusat Pengobatan Kecanduan Internet

Kompas.com - 15/08/2017, 12:30 WIB

Solusi cepat

Setelah kejadian ini, muncul seruan agar diberlakukan peraturan ketat terhadap lembaga-lembaga- perawatan kecanduan internet, namun banyak juga yang mengkritik orang tua remaja tersebut.

Sebuah editorial di harian Mingguang Daily mencatat bahwa "banyak orang tua, setelah menemukan masalahnya, tidak menjalankan tanggung jawab mereka untuk mendidik, dan malah mencari bantuan pihak ketiga dalam menyelesaikan masalah ini". 

Ketergantungan pada 'kamp pelatihan' telah berkembang di seluruh China dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa dijalankan oleh rumah sakit pemerintah sementara yang lainnya adalah lembaga atau sekolah swasta.

Baca: Kecanduan Internet, Remaja Potong Tangan hingga Putus

Kendati banyak terungkap praktik kekerasan seperti memukul pasien dan terapi kejut listrik dan serangkaian kejadian menyimpang lain, lembaga-lembaga ini tetap populer.

Tahun lalu, seorang remaja dilaporkan membunuh ibunya karena mengirimnya ke sebuah pusat tempat ia mengaku jadi korban serangan seksual.

Trent Bax dari Universitas Perempuan Ewha, yang meneliti kecanduan internet di Cina, mengatakan bahwa banyak pusat menggunakan 'iklan yang menggugah emosi' untuk membujuk para orang tua yang menginginkan solusi 'cepat' untuk mengatasi masalah anak mereka'.

"Para orang tua juga bertindak seperti itu sebagai respons terhadap ketakutan yang sangat nyata bahwa masa depan anak tunggal mereka bisa suram karena mereka tak berhenti bermain game dan malas belajar," katanya kepada BBC.

Prof Bax menambahkan, ada juga orangtua yang memegang pandangan 'tradisional 'tentang pendidikan yang memungkinkan penggunaan kekerasan untuk 'meluruskan anak nakal ".

Otoritas China mulai melarang dan awal tahun ini merancang undang-undang yang dirancang untuk secara eksplisit melarang perlakuan kasar terhadap pecandu internet, seperti terapi kejut elektrik.

Baca: Gejala Kecanduan Internet dan Narkoba Mirip

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com